Kamis, 16/05/2024 12:04 WIB

Lewat Program Magan Jepang, Kementan Dorong Anak Muda Jadi Pengusaha Sektor Pertanian

Mengutus petani muda ke Jepang untuk belajara merupakan salah satu strategi Kementan untuk menggenjot pengusaha milenial pertanian yang profesional berdaya saing, dan berjiwa wirausaha.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi berfoto bersama usai memberikan keterangan pers kepada awak media di Ciawi, Selasa malam (19/4).

CIAWI, Jurnas.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) memberangkatkan 53 orang putra-putri Indonesia untuk magang di Jepang selama 1 tahun.

Mengutus petani muda ke Jepang untuk belajar merupakan salah satu strategi Kementan untuk menggenjot pengusaha milenial pertanian yang profesional berdaya saing, dan berjiwa wirausaha.

"Ini merupakan solusi mengantisipasi jumlah petani kolonial yang jumlahnya 71 persen dan minat menjadi bertani yang semakin hari semakin berkurang," kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi saat memberikan keterangan pers kepada awak media di Ciawi, Selasa malam (19/4).

Dedi menilai, kunci pertanian sustainable (berkelanjutan) ke depan adalah dengan membangun agribisnis. Dengan agribisnis petani dinilai akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

"Dan, itu bisa dilakukan mana kala para petani milenial kita memiliki jiwa wirausaha, jiwa bisnis. Melalui magang Jepang itulah kita ingin membangun petani milenial yang profesional berdaya saing dan berjiwa wirausaha," kata Dedi.

Peserta magang Jepang kali ini akan belajar bagaimana mengelolah tanah, memilih varietas bagus, merawat tanaman, panen, pansca panen, olahan, kemasan, mendistribusikan dan memasarkan produk pertanian.

"Pada saat mereka belajar tentu kita tidak lepas terus. Kita pantau termasuk program mereka di sana seperti apa, bahkan setelah sampai di Tanah Air, kita dampingi dan dorong agar mereka mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk membangun agribisnisnya," ujarnya.

Tidak sampai di sana, lanjut Dedi, pihaknya juga akan terus mendampingi mereka bagaimana memanfaatkan KUR agar bisa melipatgandakan keuntungan, sehingga bisa membangun scaling-up usahanya.

"Kita harapkan nanti terbentuk champion di seluruh Tanah Air yaitu petani milenial yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa wirausaha. Kalau sudah terbentuk champion-champion, tentu kita harapkan champion itu mengaktivasi petani milenial di sekitarnaya," harap Dedi.

Dedi juga berharap champion-champion tersebut nantinya bisa menularkan pengetahuan dan pengalamannya kepada sekitarnya. "Sehingga ke depan pertanian Indonesia dipenuhi oleh petani muda. Sutu persen saja penduduk Indonesia memiliki petani seperti itu, maju kita," kata Dedi.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang melapas langsung 53 orang putra-putri Indonesia untuk magang ke Jepang  mengatakan, magang di Negeri Sakura memiliki keistimewaan. 

"Anak-anakku yang akan magang hari ini kalian bukan orang biasa. Kalian pilihan Tuhan dan pilihan negara. Magang di suatu negara yang berkembang, maju, dan bagus itu hebat," kata Syahrul.

Mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu mengatakan, belajar di negara Jepang memiliki keistimewaan. Istimewa karena masyarakat Jepang sangat gigih, kuat, kokoh, dan penuh semangat.

"Jepang itu hanya 25 persen dari total seluruh negaranya (maaf kalau saya salah) itu dipakai untuk pertanian, tapi mampu memberi makan seluruh rakyaknya dan ekspor yang luar biasa. Tidak hanya itu, tapi mereka mampu mensejahterakan rakyatnya," ujarnya.

Karena itu, Syahrul berharap agar peserta magang Jepang segera kembali ke Tanah Air setelah belajar. "Pulang karena kalian harus diberikan suntikan kekuatan untuk menjadi mentor gerakan pertanian yang makin maju mengalahkan Jepang suatu saat nanti," kata Syahrul.

Sebagai informasi, sejak tahun 1984, Kementan telah melaksanakan peningkatan kapasitas pemuda tani di bidang pertanian melalui program pelatihan dan Magang ke Jepang dan hingga saat ini telah ada 1.384 peserta yang dikirimkan.

Program ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP dengan Accepting Organization (AO) yang terdiri dari Japan Agricultural  Exchange Council (JAEC), Niigata Agricultural Exchange Council (NAEC) International Agricultural Exchange Association (IAEA) Gunma, dan Ibaraki Chuo  Engei (ICE).

KEYWORD :

Magang Jepang Petani Milenial BPPSDMP Dedi Nursyamsi Leli Nuryati Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :