Senin, 29/04/2024 18:54 WIB

Ilmuwan Klaim Pecahkan Paradoks Hawking soal Lubang Hitam

Sekelompok ilmuwan mengklaim berhasil memecahkan salah satu paradoks terbesar dalam sains, yang pertama kali diidentifikasi oleh Prof. Stephen Hawking.

Mendiang Stephen Hawking (Foto: Doknet)

London, Jurnas.com - Sekelompok ilmuwan mengklaim berhasil memecahkan salah satu paradoks terbesar dalam sains, yang pertama kali diidentifikasi oleh Prof. Stephen Hawking.

Hawking menyoroti bahwa lubang hitam berperilaku dengan cara yang menempatkan dua teori dasar bertentangan satu sama lain.

Lubang hitam adalah bintang mati yang telah runtuh dan memiliki gravitasi yang begitu kuat, sehingga bahkan cahaya pun tidak bisa meloloskan diri.

Dikutip dari BBC pada Kamis (17/3), penelitian terbaru menunjukkan bahwa lubang hitam memiliki sifat yang disebut "rambut kuantum".

"Masalahnya telah dipecahkan!" ujar Prof Xavier Calmet dari University of Sussex dalam jurnal Physical Review Letters. Dia termasuk di antara mereka yang mengembangkan teknik matematika yang mereka katakan telah memecahkan paradoks.

Inti dari paradoks ini adalah masalah yang mengancam akan meruntuhkan dua teori fisika yang paling penting. Teori relativitas umum Einstein mengatakan informasi tentang apa yang masuk ke dalam lubang hitam tidak dapat keluar, tetapi mekanika kuantum mengatakan itu tidak mungkin.

Calmet dan rekan-rekannya mengatakan mereka telah menunjukkan bahwa konstituen bintang meninggalkan jejak di medan gravitasi lubang hitam.

Para ilmuwan menamai jejak tersebut "rambut kuantum" karena teori mereka menggantikan ide sebelumnya yang disebut "teorema tidak ada rambut" yang dikembangkan oleh Prof John Archibald Wheeler dari Universitas Princeton di New Jersey pada 1960-an.

Wheeler datang dengan nama itu, karena menyampaikan deskripsi matematis dari lubang hitam sebagai "sebuah entitas yang memiliki massa, putaran dan muatan tetapi sebaliknya tidak memiliki fitur fisik lainnya, botak jika Anda suka".

Jika "yes hair teorema" dapat dicermati, ini bisa menjadi langkah pertama dalam menghubungkan teori relativitas yang menyangkut gravitasi dan mekanika kuantum yang sebagian besar berfokus pada tiga kekuatan alam lainnya, yaitu elektromagnetisme dan dua gaya nuklir.

"Salah satu konsekuensi dari paradoks Hawking adalah bahwa relativitas umum dan mekanika kuantum tidak cocok. Apa yang kami temukan adalah mereka sangat cocok," ujar dia.

KEYWORD :

Stephen Hawking Paradoks Lubang Hitam Rambut Kuantum




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :