Minggu, 12/05/2024 04:25 WIB

Dipertanyakan, Alasan Pemerintah Impor Jagung Saat Stok Nasional Surplus

Tapi anehnya kebijakan impor jagung terus meningkat walaupun produksi cukup bahkan surplus, ini menunjukkan bahwa pembuat kebijakan tidak memiliki keberpihakan pada kaum petani jagung yang telah berusaha maksimal untuk produksi jagung.

Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan. (Foto: Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Johan Rosihan menyesalkan peningkatan impor jagung pada tahun 2021 lalu yang mencapai 995,99 ribu ton yang berasal dari berbagai negara seperti Thailand sampai Argentina.

Menurut dia, nilai impor jagung tercatat meningkat 72,2 persen dibandingkan tahun 2020. Bahkan, yang lebih menyedihkan pada Januari 2022 lalu dilakukan impor jagung sebanyak 32,57 ribu ton padahal pemerintah selalu mengatakan bahwa produksi jagung nasional mengalami surplus namun impor juga meningkat. 

Selanjutnya, Johan menyampaikan bahwa berdasarkan data prognosa tahun 2021 pada posisi Desember 2021 menunjukkan produksi jagung sebesar 17,02 juta ton dan produksi bersih mencapai 15,7 juta ton, sementara itu kebutuhan jagung secara nasional hanya sebesar 13,43 juta ton, sehingga terdapat surplus jagung sebesar 2,8 juta ton.

“Tapi anehnya kebijakan impor jagung terus meningkat walaupun produksi cukup bahkan surplus, ini menunjukkan bahwa pembuat kebijakan tidak memiliki keberpihakan pada kaum petani jagung yang telah berusaha maksimal untuk produksi jagung,” sesal Johan dalam keterangannya kepada media, Kamis (10/3).

Politisi PKS ini berharap, pemerintah segera menghentikan kegiatan impor jagung karena produksi dalam negeri sangat cukup.

“Saya minta pemerintah segera sadar bahwa kalau impor terus terjadi maka harga jagung dalam negeri akan anjlok, mohon untuk disadari demi melindungi dan membela para petani kita yang saat ini hidup sulit karena harga selalu jatuh saat panen,” pinta Johan. 

Legislator Senayan ini juga menekankan agar pemerintah memperbaiki tata niaga jagung yang selalu dikuasai oleh kartel atau perusahaan besar yang sering memainkan stok dan harga jagung bahkan yang selalu mendorong agar impor terus meningkat demi meraup keuntungan yang sangat besar.

“Pemerintah harus mengerti bahwa impor jagung secara langsung akan menyebabkan harga jagung dalam negeri terjun bebas, dampaknya petani kita akan rugi dan merugikan perekonomian nasional,” cetus Johan.

Wakil Rakyat dari Pulau Sumbawa ini menegaskan, pemerintah harus segera membuat kebijakan untuk lebih berpihak pada kepentingan petani dan bukan hanya kepentingan pengusaha.

“Keberpihakan pada petani jagung harus lebih konkret dengan cara menghentikan impor jagung karena tidak ada alasan untuk impor, produksi kita surplus dan kualitas jagung kita jauh lebih baik untuk industry olahan, pakan ternak dan usaha makanan lainnya” terang Johan.

Dia juga mengungkapkan, sebetulnya  Indonesia memiliki kontribusi yang relatif tinggi terhadap produksi jagung dunia, hal ini karena didukung oleh luasan panen jagung yang cukup besar dan tersebar di berbagai provinsi sebagai sentra utama produksi jagung seperti di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan lain-lain.

“Saya minta pemerintah memberikan proteksi terhadap harga jagung dalam negeri agar lebih tinggi daripada harga internasional, yang hal ini diharapkan  dapat memberikan insentif positif terhadap petani sehingga usaha tani jagung lebih berdaya saing dan petani lebih sejahtera,” demikian tutup Johan Rosihan.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IV Johan Rosihan impor jagung PKS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :