Kamis, 16/05/2024 16:30 WIB

Lahan Budidaya Minim, Kementan Integrasikan Sapi dengan Sawit

Pengembangan sapi dengan sistem integrasi sawit ini merupakan salah satu terobosan menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi di dalam negeri.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah. (Foto: Ditjen PKH)

JAKARTA, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) mengintegrasikan sapi dengan sawit untuk mengembangkan sapi. Hal ini didasari oleh minimnya lahan budidaya sapi bagi peternak.

Direktur Jenderal PKH, Nasrullah mengatakan, pengembangan sapi dengan sistem integrasi sawit ini merupakan salah satu terobosan menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan daging sapi di dalam negeri.

"Saat ini masih sedikit lahan khusus bagi usaha peternakan sehingga sangat tergantung dari sumber pakan ternak yang ada di sekitar lokasi peternak dan dilepas di areal lahan kosong dengan kualitas pakan yang rendah," kata Nasrullah dalam keteranganya, Jakarta, Kamis (24/2).

Nasrullah menyampaikan hal itu pada acara 1st Stadium General Peluang dan Tantangan Implementasi Model Komersial dan Kemitraan Inti-Plasma, Rabu, (23/2).

Nasrullah mengatakan, sistem usaha pembiakan sebagai penghasil sapi bakalan di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Brasil dan Argentina memiliki lahan penggembalaan yang luas.

"Sistem pemeliharaan ini tentunya yang harus kita tingkatkan. Kita  manfaatkan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang luas ini untuk diintegrasikan dengan sapi," ujarnya

Lebih lanjut Nasrullah jelaskan, pembiakan sapi di lahan perkebunan kelapa sawit diharapkan dapat memberikan aliran pendapatan tambahan bagi pemiliknya dan bisa mengurangi biaya produksi, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan bagi pelaku industri.

Saat ini luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 16,38 juta hektare di 26 provinsi, yang terdiri dari perkebunan rakyat, BUMN dan perkebunan swasta.

Kemudian, yang telah dimanfaatkan untuk integrasi mencakup kawasan seluas sekitar 132.000 hektare yang tersebar di 15 provinsi dengan total populasi sapi yang dikembangkan mencapai 66.000 ekor.

"Program integrasi sawit-sapi dapat memberikan nilai tambah bagi para pekebun dan sekaligus meningkatkan populasi sapi di dalam negeri," terangnya.

Ia menambahkan, usaha integrasi sawit-sapi juga bisa berkontribusi positif bagi pengembangan sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dan memberikan citra positif bagi komoditas kelapa sawit Indonesia dalam tataran global.

Kepala Dinas Perkebunan dan peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Suparmi menyampaikan, salah satu program dalam percepatan penyediaan daging sapi atau yang dikenal SISKA KUINTIP (Sistem Integrasi Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Inti-Plasma) akan terus didorong untuk diimplementasikan oleh Perusahaan Besar Swasta (PBS) Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan.

Program ini juga didukung dengan Pergub Nomor 053 Tahun 2021 tentang Percepatan Swasembada Sapi Potong Melalui Program Integrasi Sapi-Sawit.

Selain itu juga sedang disusun Perda Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan yang didalamnya juga mengatur implementasi integrasi sapi-sawit. "Kami beharap program model seperti ini dapat berjalan baik untuk percepatan penyediaan daging sapi," ucap Suparmi.

Sementara itu, Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan, Agus Sunanto mengatakan, pemanfaatan biomassa pakan, khususnya dari perkebunan sawit ke depannya akan semakin ditingkatkan. Namun, tetap memperhatikan aspek mutu dan keamanan sebagai bentuk komitmen Kementan dapat menyediakan pakan yang terjangkau, berkualitas.

Ia menjelaskan, dalam pengembangan ternak sapi potong akan terus berupaya mendorong pengembangan sistem integrasi sapi sawit. Lantaran, dalam implementasinya sistem tersebut masih belum berjalan optimal dan perlu dukungan dari berbagai pihak.

"Kami menyampaikan apresiasi beberapa perusahaan yang telah menerapkan integrasi sawit-sapi untuk memajukan peternakan nasional," tutup Agus.

KEYWORD :

Sapi Perkebunan Sawit Ditjen PKH Nasrullah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :