Rabu, 08/05/2024 16:26 WIB

TEFA 2021 Jadi Ajang Angkat Pamor Produk SMK

Pameran hasil produk SMK dengan Model Teaching Factory (TEFA) 2021 resmi dibuka oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Suharti, pada Rabu (15/12) di SMKN 57 Jakarta.

Pembukaan TEFA 2021 di SMK 57 Jakarta (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pameran hasil produk SMK dengan Model Teaching Factory (TEFA) 2021 resmi dibuka oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Suharti, pada Rabu (15/12) di SMKN 57 Jakarta.

Kegiatan ini digelar sebagai sarana pengenalan, peluncuran, dan pemasaran hasil produk 60 SMK Penerima Bantuan Pemerintah New Teaching Factory 2021. Sekaligus juga dalam rangka menarik atensi dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (Dudika), dan masyarakat umum terhadap program yang ada di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).

Suharti mengatakan Kemdikbudristek berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada ranah vokasi.

"Salah satu komponen inti dari pengajaran SMK adalah membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan dan nantinya bermanfaat di dunia kerja," ujarnya dalam acara Unjuk Tampil New Teaching Factory (TEFA), Rabu (15/12).

Lebih lanjut ia menjelaskan, teaching factory adalah suatu model pembelajaran yang berkelanjutan. Melalui teaching factory, peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dengan praktik langsung.

"Selain itu, secara institusi, SMK dapat memperoleh tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas pengajaran," ujar Suharti.

Kepada para kepala sekolah, Suharti mengapresiasi upaya sekolah dalam mengembangkan SMK di berbagai wilayah. Ia mengajak seluruh pimpinan SMK terus berinovasi dan mencari aspek-aspek yang bisa dikembangkan dan dikolaborasikan.

"Saya percaya bahwa Bapak/Ibu sangat besar dalam mendorong pendidikan SMK menjadi lebih berdaya guna," ucap dia.

Sementara itu, kepada para peserta didik, ia berpesan agar terus semangat belajar meski proses pembelajaran saat ini harus menempuh berbagai tantangan.

Menurut Suharti, belajar itu sejatinya tidak hanya berlangsung di dalam kelas. Suharti optimistis, hal-hal yang dipelajari di kelas dapat dipadukan dengan ide kreatif individu untuk menghasilkan hal-hal baru.

"Saya berharap, di antara adik-adik, banyak yang nantinya berhasil menjadi pengusaha. Ketika sudah sukses nanti, jangan lupa untuk berbagi ilmu kepada para juniornya," tuturnya.

Ia juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam mendukung seluruh SMK di Indonesia agar dapat terus berkembang. "Mari kita dukung dengan membeli produknya. Setiap rupiah yang kita belanjakan akan mereka manfaatkan untuk belajar lebih banyak lagi," imbuhnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto mengatakan, pameran hasil produk TEFA 2021 bertujuan untuk meluncurkan produk-produk karya anak Indonesia hasil pendampingan dengan mitra industri.

"Hal ini memberi manfaat bagi SMK karena dalam meluncurkan produknya, SMK Teaching Factory membutuhkan pembukaan akses (exposure) supaya SMK dapat mengenalkan produknya kepada masyarakat luas dan mitra industri," ujar Wikan.

Dia menuturkan, acara ini terbuka bagi para SMK TEFA, pelaku bisnis, dan seluruh SMK yang ingin mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang produk SMK serta bantuan teaching factory.

Wikan mengatakan, bantuan pemerintah untuk mengembangkan TEFA bagi SMK bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan diproduksikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam SMK. Penggunaan dana ini sebelumnya hanya mengacu pada keterserapan dana tersebut sebagai indikator keberhasilan.

"Akibatnya, setelah bantuan berakhir SMK tidak dapat melanjutkan proses produksi (tidak berkesinambungan)," ungkap dia.

Oleh karena itu, jelas Wikan, dalam New Teaching Factory dilakukan pendekatan baru dalam pemberian bantuan pemerintah untuk TEFA 2021. Sebelum diberikan bantuan, SMK calon penerima bantuan dibekali pemahaman mendasar tentang design thinking, Higher Order of Thinking Skills (HOTS), penguatan karakter, strategi penjabaran ide bisnis ke dalam konsep visual (business model canvas), hingga presentasi singkat.

TEFA 2021 awalnya diikuti oleh 949 SMK. Kemudian terseleksi 120 SMK dan akhirnya terpilih 60 SMK.

KEYWORD :

TEFA 2021 Kemdikbudristek Ditjen Diksi Vokasi SMK Terpilih




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :