Kamis, 25/04/2024 00:40 WIB

RI Yakin Konsep SDGs Desa Kunci Kebangkitan ASEAN dari Pandemi

Data per 25 November 2021 disebutkan bahwa 1.604.643 relawan telah bergerak melakukan pendataan dan berhasil mendata 82 persen warga desa dan 92 persen data keluarga dari total 74.961 desa.

Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Sugito. Foto: Humas/jurnas.com

 

JAKARTA, Jurnas.com – Indonesia meyakini konsep pembangunan berkelanjutan sebagai kunci kebangkitan negara-negara ASEAN bangkit dari dampak Pandemi Covid-19. Saat ini Indonesia telah melokalkan konsep Sustainable Development Goals 2030 hingga level desa yang disebut SDGs Desa.

“Indonesia sangat meyakini bahwa pembangunan perdesaan yang berkelanjutan dapat memainkan peran utama bagi sebagian besar Negara Anggota ASEAN berjuang melalui pandemi ini,” ujar Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (PDP) Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Sugito, saat mewakili Menteri Desa PDTT pada acara ASEAN Ministerial Meeting on Rural Development and Proverty Eraducation (AMMRDPE) yang digelar secara virtual pada Jumat (26/11/2021).

Dia menjelaskan Indonesia melalui Kemendesa PDTT telah menyusun arah pembangunan berkelanjutan hingga level desa. SDGs Desa merupakan upaya terpadu percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, berisi penyederhanaan tujuan, pelokalan sasaran di desa-desa dan penyesuaian indikator tujuan agar menjadi lebih konkrit, fokus, mudah dicapai, mudah diukur dan realistis dari SDGs 2030.

“17 SDGs Global yang ditetapkan telah dilokalkan Kemendesa PDTT pada 18 SDGs Desa dengan menambahkan tujuan Keleembagaan Desa Dinamis dan Budaya Desa Adaptif,” ujarnya.

Sugito mengungkapkan dalam upaya mencapai tujuan yang tercapai dalam SDGs Desa, saat ini dilakukan pendataan desa secara besar-besaran. Pendataan desa ini dilakukan secara komprehensif by name by adress.

“Data ini kemudian dijadikan sebagai patokan untuk melakukan rencana aksi sesuai dengan tujuan SDGs Desa. Dengan demikian rencana aksi benar-benar masalah di lapangan dan tepat sasaran,” katanya.

Data per 25 November 2021 disebutkan bahwa 1.604.643 relawan telah bergerak melakukan pendataan dan berhasil mendata 82 persen warga desa dan 92 persen data keluarga dari total 74.961 desa. Ketika capaian tahun 2021 dibandingkan dengan target 2030, muncullah rencana aksi kegiatan SDGs Desa yang diketahui menyumbang 74 persen dari capaian SDGs nasional.

Sugito menyampaikan Indonesia siap berbagi pengalaman dengan negara lain dalam mengimplementasikan SDGs Desa sebagai basis data dalam pembangunan desa.

“Indonesia juga menyambut baik kesempatan untuk lebih meningkatkan peta jalan SDGs Desa dan siap untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik kami dalam implementasinya. Indonesia meyakini, ini dapat menjadi salah satu referensi dalam memandu semua pemangku kepentingan pada arah dan target agenda 2030, terutama untuk memastikan pembangunan pedesaan yang berkelanjutan,” kata Sugito.

SDGs Desa telah diperkenalkan dan dianggap menarik bagi organisasi internasional termasuk IFAD (International Fund for Agricultural Development) yang siap mempublikasikannya ke berbagai negara di dunia. Hal ini disambut baik oleh Menteri Desa PDTT, Abdul Halim Iskandar dengan tetap membuktikan keberhasilannya.

“Pasti kita ingin sharing ke semua pihak maka kita sampaikan ke beberapa pihak, meski di sisi lain saya harus tunjukkan dulu konsepnya dan proses implementasinya. Supaya apa yang disampaikan tidak hanya angan-angan saja,” jelas Gus Halim saat audiensi dengan IFAD belum lama ini.

KEYWORD :

SDGs Desa pandemi ASEAN




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :