Selasa, 30/04/2024 03:56 WIB

Camel Petir Ramaikan Acara Silaturrahmi PB IKA-PMII

Kegiatan tersebut bertempat di Hotel Bidakara Jakarta, Senin besok, 21 November 2016.
 
 

Jurnas

Jakarta - Pengurus Besar Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) mengadakan acara silaturahmi dan Launching Buku Fiqh Nusantara dan Sistem Hukum Nasional, karya Zaini Rahman. 

Kegiatan tersebut bertempat di Hotel Bidakara Jakarta, Senin besok, 21 November 2016.

Koordinator Media dan Publikasi, Ainur Rasyid, mengatakan ratusan alumni dijadualkan hadir sebagaimana undangan yang telah disebar.

"Diperkirakan 600 alumni bakal menghadiri kegiatan tersebut," ujar Rasyid kepada Jurnas.com di Jakarta, Minggu (20/11/2016). 

Rasyid memastikan penitia pelaksana telah melakukan berbagai persiapan, salah satunya sosialisasi kepada seluruh Alumni PMII yang bakal hadir. 

“Alhamdulillah kegiatan Silaturahim IKA-PMII kali mendapat respon positif dari semua Alumni PMII. Rencana kegiatan akan dimulai dari pukul 18.30 sampai 23.00 WIB. Akan dimulai dengan berbagai hiburan, salah satunya akan dihibur oleh Camelia Petir, Gita KDI," ungkapnya. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Kegiatan Muhammad Darwis bahwa PB IKA-PMII akan menyikapi serius situasi nasional hari ini. 

"Dalam kegiatan Silaturahmi IKA-PMII juga akan memperbincangkan problematika hukum yang hari ini mengalami kegaduhan yang luar biasa, tentu dengan paradigma Fiqih Nusantara dan Sistem Hukum Nasional yang ditulis oleh Zaini Rahman," ucapnya.

Sementara itu, penulis buku Fiqih Nusantara dan Sistem Hukum Nasional Zaini Rahman mengatakan bedah buku yang ditulisnya bertujuan untuk memperkuat khazanah pemikiran kepemimpinan di PMII.

Secara khusus, Zaini menyinggung adanya gejala kepemimpinan bercorak arogan di Indonesia akhir-akhir ini. Hal itu juga, kata dia, yang menjadi dorongan dirinya untuk menulis buku tentang pemikiran kepemimpinan sesuai dengan Fiqih dan Keindonesiaan.

“Sekarang ini banyak orang yang gemar berkata kasar, suka menghujat, dan memaki-maki, tanpa nalar dan argumen yang logis, orang-orang seperti itu menurut saya karena tidak punya kapasitas intelektual dan sudah tidak ada hikmah pada diri mereka”, ungkap Zaini Rahman

Munculnya orang-orang menghujat tanpa nalar dan argumen logis, menurut Zaini, juga disebabkan oleh sulitnya melakukan reformasi hukum. Di satu sisi, kata dia, sistem dan paradigma berpikir saat ini telah dimapankan oleh kuasa-kuasa pengetahuan di kampus, lembaga peradilan, dan institusi penegak hukum lainnya.  

“Watak positivisme hukum warisan belanda yang garang, kaku, dan berjarak dengan rasa keadilan masyarakat mestinya sudah harus digeser ke sistem hukum yang lebih humanis dan digali dari nilai-nilai dan rasa keadilan masyarakat Indonesia” ujar Zaini Rahman.

Harapan Zaini Rahman, reformasi hukum Jokowi bisa menyentuh pada hal-hal yang mendasar dengan melibatkan ahli-ahli hukum dari berbagai madzhab. 

"Bukan hanya dari ahli-ahli hukum yang justru betendensi mempertahankan kemapanan hukum yang mau direformasi," paparnya.

KEYWORD :

Silaturrahim IKA-PMII




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :