https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Dituding AS Lakukan Kerja Paksa di Perkebunan Sawit, Malaysia: Isu Lama

Supianto | Kamis, 22/10/2020 16:55 WIB

 AS melarang impor produk sawit dari FGV Holdings karena dicurigai melakukan kerja paksa dalam proses pembuatannya. Ilustrasi kelapa sawit (foto: CGTN)

Kuala Lumpur, Jurnas.com - Malaysia mengatakan, pihaknya memandang tuduhan Amerika Serikat (AS) tentang kerja paksa di perkebunan kelapa sawit sebagai isu lama tetapi mereka bersedia mengambil tindakan yang sesuai jika diperlukan.

Bulan lalu, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP), AS melarang impor produk sawit dari FGV Holdings karena dicurigai melakukan kerja paksa dalam proses pembuatannya.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Mohd Khairuddin Aman Razali mengatakan negara telah menghentikan perekrutan pekerja asing baru.

Baca juga :
Belarusia: Barat Tidak Beri Kami Pilihan Selain Mengerahkan Senjata Nuklir

"Oleh karena itu, masalah kerja paksa yang diangkat dan dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS merupakan masalah lama dan telah ditindak oleh industri," ujarnya.

"Namun, dengan insiden yang meningkat, MPIC siap mempertimbangkan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut," katanya, menggunakan akronim kementerian.

Baca juga :
Jepang Waspada, Korea Utara Berencana Luncuran Satelit

Produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia telah menghentikan masuknya pekerja asing baru dari Juni hingga akhir tahun sebagai bagian dari langkah-langkah penanggulangan COVID-19, tetapi para pekebun mengatakan hal itu telah memperburuk kekurangan tenaga kerja yang sudah berlangsung lama dan memengaruhi produksi.

Sementara itu, kelompok buruh menyatakan bahwa ribuan pekerja asing yang dipekerjakan oleh industri tersebut tetap tunduk pada kondisi kerja paksa.

Baca juga :
AS dan Arab Saudi Desak Kubu yang Bertikai di Sudan Perpanjang Gencatan Senjata

Mohd Khairuddin mengatakan, pemerintah memandang serius tuduhan AS dan kedua negara membutuhkan platform yang adil untuk menangani tuduhan yang dapat mempengaruhi perdagangan bilateral.

"Tidak diragukan lagi, AS merupakan pasar penting bagi produk pertanian Malaysia yang merupakan salah satu penyumbang terbesar pendapatan ekspor negara," ujarnya.

Mohd Khairuddin mengatakan,Malaysia mengekspor komoditas pertanian senilai 14,1 miliar ringgit (US$ 3,40 miliar) ke Paman Sam dari Januari hingga Agustus tahun ini.

AS adalah mitra perdagangan komoditas pertanian terbesar kedua di Malaysia, menyumbang 15 persen dari ekspor negara selama paruh pertama tahun 2020, menurut data pemerintah. (Reuters)

(Supianto)
KEYWORD :

Amerika Serikat Impor Produk Sawit FGV Holdings