https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Kampanye Hitam Sawit Malaysia Tak Berdasar

Supianto | Rabu, 20/03/2019 13:41 WIB

Anggota parlemen Perancis merasa Malaysia memiliki lingkungan yang baik. Kelapa sawit (Foto: Tribunnews)

Jakarta, Jurnas.com - Anggota parlemen dan pemimpin politik Prancis mengakui kampanye negatif Uni Eropa mengenai minyak sawit Malaysia tidak berdasar. Hal itu disampaikan saat bertemu Wakil Perdana Menteri Malaysia, Wan Azizah di Paris.

Wan Azizah mengatakan para anggota parlemen tersebut telah terbang ke Malaysia dan melihat langsung perkebunan sawit di negaranya.

Menurut Wan Azizah, anggota parlemen Perancis merasa Malaysia memiliki lingkungan yang baik.

Baca juga :
Indonesia Pengguna Biodiesel Paling Besar

"Mereka tahu kampanye negatif itu tidak berdasar dan mengakui bahwa industri kelapa sawit Malaysia tidak dipraktikkan secara buruk seperti yang diklaim," ujar Wan Azizah.

Wan Azizah saat ini sedang dalam kunjungan satu hari ke Perancis mulai Minggu dengan agenda untuk memimpin agenda Management of Social Transformation (MOST) di bawah UNESCO.

MOST adalah program UNESCO tentang transformasi sosial.

Baca juga :
Prof Sudarnoto Luncurkan Buku Perjalanan Politik Malaysia

Wan Azizah mengatakan anggota parlemen dan politisi Perancis juga terkejut ketika diberitahu bahwa Malaysia masih memiliki lebih dari 53 persen wilayah hutan.

"Mereka sebelumnya mendapatkan informasi bahwa hutan Malaysia telah berkurang. Saya juga memberi tahu mereka bahwa kehidupan liar Malaysia seperti harimau Melayu dan orang hutan dilindungi," jelasnya.

Baca juga :
Uni Eropa Klaim Telah Kirim 220.000 Peluru Artileri ke Ukraina

Industri minyak kelapa sawit Malaysia menghadapi kritik luas dalam beberapa tahun terakhir atas pembukaan lahan hutan yang dianggap merusak lingkungan.

Parlemen Uni Eropa sebelum ini menyetujui resolusi untuk memboikot konsumsi minyak kelapa sawit yang diproduksi melalui cara-cara tak berkelanjutan pada 2030. (Anadolu)

(Supianto)
KEYWORD :

Kampanye Hitam Sawit Uni Eropa Malaysia