Rabu, 24/04/2024 18:35 WIB

Kementan Yakin Sikomandan Mampu Penuhi Kebutuhan Protein Hewani Dalam Negeri

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir sampai pada awal Juni 2020 ini tercatat di dalam sistem iSIKHNAS bahwa telah terdapat kelahiran pedet sapi perah sebanyak 217.400 ekor.

Anak sapi peranakan Belgian Blue berusia empat bulan sedang merumput (Foto: Supi/jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mengklaim sukses mendongkrak populasi sapi melalui prorgam Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab).

Di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, Ditjen PKH mengakselerasi pemenuhan kebutuhan masyarakat akan protein hewani, yaitu daging dan susu dengan program Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan). 

"Di tahun 2017 untuk pertama kalinya Ditjen PKH menggulirkan Upsus Siwab, dan berjalan sukses sampai 2019, kemudian dilanjutkan oleh Sikomandan," ujar Direktur Jenderal PKH, I Ketut Diarmita, di Kantor Pusat Ditjen PKH Kementan RI Jakarta, Kamis (18/6).

Untuk sapi perah, jelas Ketut, dalam kurun waktu dua tahun terakhir sampai pada awal Juni 2020 ini tercatat di dalam sistem iSIKHNAS bahwa telah terdapat kelahiran pedet sapi perah sebanyak 217.400 ekor.

"Rinciannya, di tahun 2018 sebanyak 77.035 ekor, tahun 2019 sebanyak 94.025 ekor dan per 4 Juni 2020 sebanyak 46.340 ekor," jelas Ketut.

Rata-rata kelahiran selama dua tahun terakhir diperoleh kurang lebih 85 ribu ekor per tahun. Wilayah sebaran kelahiran sapi perah tersebut, yaitu 98,8% atau sebanyak 214.893 ekor berada di Pulau Jawa.

Provinsi dengan kelahiran sapi perah terbanyak yaitu, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta. "Sisanya 1,2% atau sebanyak 2.507 ekor berada di luar Pulau Jawa, terutama di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan," ungkap Ketut.

Ia menambahkan, dari jumlah kelahiran sebanyak 217.400 ekor tersebut, rata-rata perbandingan atau rasio jenis kelamin (sex ratio) betina dan jantan yaitu 51% banding 49% atau betina 110.909 ekor dan jantan 106.491 ekor.

Hal ini menunjukkan bahwa ada potensi penambahan populasi calon sapi dara (heifer) sebanyak 51% dari total kelahiran per tahun sebagai replacement stock sapi-sapi induk yang sudah tidak produktif.

Selain itu, terdapat juga potensi penambahan populasi sapi bakalan sebanyak 49% dari total kelahiran per tahun yang diperoleh dari kelahiran pedet jantan untuk digemukkan (fattening).

Ketut mengatakan, upaya-upaya terobosan untuk meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu di Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah dan stakeholder terkait. Menurutnya hal ini sekaligus untuk menjawab tantangan terus meningkatnya kebutuhan susu di Indonesia.

"Pemerintah dan stakeholder terus berupaya melakukan terobosan untuk meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu di Indonesia. Semoga bisa semakin mendekatkan harapan untuk majunya industri persusuan di negara kita tercinta, Indonesia," tuturnya.

KEYWORD :

Kebutuhan Protein I Ketut Diarmita Syahrul Yasin Limpo Populasi Sapi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :