Sabtu, 27/04/2024 00:25 WIB

Bertemu Menteri PUPR, Mentan Syahrul Ngobrol Harga Karet dan Irigasi

Syahrul bertemu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Kantor Pusat PUPR di Jakarta, Jumat (8/11).

Syahrul bertemu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Kantor Pusat PUPR di Jakarta, Jumat (8/11).

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR untuk membangun pertanian dari sisi infrastruktur.

Hal itu disampaikan saat Syahrul bertemu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono di Kantor Pusat PUPR di Jakarta, Jumat (8/11).

"Kementerian PUPR memang menangani semua aspek infrastruktur, termaksud terkait dengan pertanian yang di butuhkan besok agar akselerasi pertanian untuk kepentingan rakyat yang bermuara kepada kinerja yang lebih baik itu kami bisa lakukan," ungkap Syahrul.

Dalam pertemuan tersebut, Syahrul dan Basuki juga membicarakan terkait kolaborasi yang dapat ditempuh dua Kementerian tersebut dalam menyelamatkan komoditas karet. Ini juga upaya mendorong permintaan pasca-anjloknya harga karet di pasar dunia.

"Hari ini yang terjajaki itu adalah seperti apa masalah karet yang bersoalan dengan harga makin rendah itu, bisa digunakan semaksimal mungkin jadi bukan sekedar penjajakan saja atau bukan sekedar membantu yang menjadi konsepsi bersama," katanya.

Komoditas karet merupakan komoditas global yang harganya ditentukan pasar internasional. Kondisinya saat ini sedang mengalami penurunan.

Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun produksi karet alam Indonesia mencapai 3,2 juta ton, dan 0,6 juta ton di antaranya dimanfaatkan industri dalam negeri, sementara 2,4 juta ton lainnya diekspor ke mancanegara.

"Indonesia merupakan penghasil karet ke dua terbesar di dunia. Pemanfaatan karet digunakan untuk pencampuran aspal untuk. Ternyatanya ini bukan hal baru. Sebelumnya sudah terjawab oleh Menteri PUPR," ujar Syahrul.

Sementara itu, Basuki menyatakan pihaknya siap mendukung dan memberikan hasil yang lebih maksimal dibanding tahun lalu terkait penyerapan karet di tingkat petani.

"Kami akan membantu petani karet lebih besar lagi. Kami akan upayakan program itu. Tahun lalu sekitar 30 ribu ton kami serap dari petani pada saat harga rendah. Tahun ini, kami lebihkan lagi sesuai dengan kebutuhan kemampuan," kata Basuki.

Selain persoalan karet, kedua menteri juga membicarakan pengembangan irigasi pertanian di derah lumbung - lumbung pangan Indonesia.

"Kami di sini untuk match program jadi kedepan ini kami membuat irigasi. Rehabilitasi irigasi 5 tahun kedepan sekitar 2 juta 2 per 5000 hektare.

"Kemudian untuk pembangunan irigasi baru adanya 500 ribu hektare, 5 tahun yang lalu itu juga kita ada pembangunan irigasi 1 juta, nanti kami akan lihat lumbung-lumbung padi yang mana atau lumbung pertanian, setidaknya ada 15 Provinsi yang sesuai," tambahnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :