Senin, 29/04/2024 21:48 WIB

Akan Terbit, Buku Inggris-Arab Kedekatan Islam, Bung Karno dan Megawati

Sejarah menunjukkan PDIP dan Islam sangat dekat. Baik sejarah Bung Karno maupun Megawati yang merupakan pemeluk agama Islam.

KH Abdul Hayyie Na`im dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Jakarta, Jurnas.com - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku prihatin terhadap adanya dikotomi Islam dan nasionelis yang dijadikan alat untuk menjauhkan PDIP.

Padahal, kata Hasto, sejarah menunjukkan bahwa PDIP dan Islam sangat dekat. Baik sejarah Bung Karno maupun Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang merupakan pemeluk agama Islam.

"Untuk mencounter hal itu, PDIP berencana membukukan pidato dan pemikiran serta kebijakan Presiden Soekarno dan Presiden Megawati Soekarnopuri dalam bahasa Arab dan Inggris," ujar Hasto saat berdialog dengan ulama Betawi terkemuka KH Abdul Hayyie Na`im dan sejumlah ustad serta kiai di teras Masjid An-Nur, Cipete Utara, Jakarta Selatan, Kamis (3/10) malam.

Hasto didampingi sejumlah kader PDIP antara lain Zuhairi Misrawi, KH. Zainal Arifin Na`im, Gembong Warsono dan Yuke Yurike. Dialog berlangsung secara santai lebih dari 2 jam.

Kata Hasto, PDIP menyiapkan tim khusus untuk meluruskan sejarah dan anggapan bahwa PDIP jauh dari Islam dalam bentuk buku.

"Intinya, kami ingin meluruskan sejarah Bung Karno dan Islam. Termasuk sejarah Ibu Megawati dan Islam," tambahnya.

Dalam dialog, Hasto menegaskan Nahdlatul Ulama (NU) dan PDIP merupakan dua kekuatan besar yang memiliki sejarah panjang diharapkan selalu memiliki hubungan baik.

"Sebagai kekuatan Islam dan Nasionalis, maka kuncinya silaturahmi sehingga bisa terbangun dan terjalin hubungan baik. Pada dasarnya warga Indonesia senang musyawarah," kata Hasto.

Ia pun bercerita sejarah panjang PDIP dan NU sejak era Soekarno di masa perjuangan kemerdekaan hingga sejarah terkini saat PDIP di depan saat mengusulkan Hari Santri dan sebaliknya usul penetapan Pancasila 1 Juni dimana NU terdepan memperjuangkannya.

"PDIP diajarkan untuk tidak melupakan sejarah dan bukan bermaksud takabur. Sejarah Hari Santri diperjuangkan saat kampanya pilpres 2014. Saat itu Wasekjen PDIP Ahmad Basarah mengusulkan kepada Pak Jokowi sebagai kesadaran sejarah atas peran Resolusi Jihad yang menggetarkan tentara Sekutu," bebernya.

Hasto merasa terhormat bisa berdialog dan bertukar pikiran dengan kalangan Nahdliyin di DKI Jakarta. Menurutnya di desa-sesa warga Nahdliyin dan warga PDIP menyatu.

Ia menceritakan kedatangan tokoh senior dari NU Mbah Moen ke kediaman Megawati beberapa waktu lalu sebelum melaksanakan ibadah haji. Dimana dalam kesempatan itu, keduanya membahas banyak hal.

Mengamini apa harapan Hasto, KH Abdul Hayyie Na`im pun mendoakan antara Islam dan PDIP selalu terjalin hubungan baik. Serta pemerintahan Jokowi- Kyai Maruf Amin ke depan akan memberi manfaat besar bagi Bangsa dan Negara.

"Semoga Pak Jokowi dan Kiai Maruf Amin bisa memimpin dengan baik dan mari kita saling memperkuat silaturahmi," kata Kiai Hayyie Na`im atau akrab disapa Haji Du`Aiy.

KEYWORD :

Islam Bung Karno Megawati Soekarnoputri




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :