Selasa, 23/04/2024 13:03 WIB

Alpukat Pasaman Barat jadi Santapan Atlet Asian Games 2018

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, Sukarli, pemerintah daerah akan mengangkat program pengembangan alpukat agar menjadi salah satu produk unggulan.

Alpukat Pasaman Barat, Kalimantan Barat (Foto: Ist)

Pasaman Barat - Sebagai sentra pertanian, Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat, ternyata menyimpan potensi yang belum banyak diketahui masyarakat luas.  Salah satunya adalah komoditas alpukat.

Buah lezat ini ternyata banyak diminati atlet Asian Games 2018 yang berlangsung di Palembang. Tak heran jika selama kegiatan berlangsung alpukat sebanyak 8 ton langsung ludes.

Sentra kawasan terbesar alpukat terletak di Jorang Girimaju, Nagari Kotabaru, Kecamatan Luhak Nandua, Kabupaten Pasaman Barat dengan luas pertanaman mencapai 886 hektare.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, Sukarli, pemerintah daerah akan mengangkat program pengembangan alpukat agar menjadi salah satu produk unggulan.

"Kami berharap Pemerintah pusat mendukung program ini khususnya dalam penerapan teknologi budidaya, peningkatan kualitas buah dan teknologi pasca panen," terang  Sukarli saat menerima kunjungan rombongan Kementerian Pertanian di Pasaman Barat, Jumat (19/10).

"Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat akan mengangkat program pengembangan buah ini dengan serius agar menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Pasaman Barat," tambahnya.

Petani alpukat, Zulkifli dari Gapoktan Sinar Terang menyatakan puncak panen akan terjadi di bulan Nopember. Apabila masuk puncak panen, anggota gapoktan yang dibina olehnya bisa mengumpulkan 20 ton per hari.

"Alpukat ini dipasarkan ke kota Padang, Jakarta, Medan, bahkan diekspor ke Malaysia, Singapura dan Brunei," ungkapnya.

Di samping keberhasilan tersebut, Zulkifli mengeluhkan akses jalan usahatani yang kurang mendukung sehingga merusak kualitas buah. Buah alpukat diangkut cukup jauh dari kebun ke gudang atau bangsal pasca panen.

"Buah alpukat diangkut cukup jauh dari kebun ke gudang atau bangsal pasca panen.  Dengan kondisi jalan saat ini yang kurang baik, kulit buah menjadi lecet dan harga jadi turun. Saya harap pemerintah bisa membantu memperbaiki jalan usaha tani ini," harapnya.

Terkait hal ini, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menyampaikan rasa kagum dengan semangat petani. Petani mampu mengembangkan alpukat dengan rasa yang lezat disertai areal pertanaman yang luas di Pasaman Barat.

Dalam kesempatan tatap muka dengan Gapoktan tersebut, Sri menyampaikan pentingnya menjaga dan melestarikan varietas unggul asal lokal seperti Alpukat Tongar asal Pasaman Barat.

"Saya bangga dengan para petani di sini. Adalah penting menjaga dan melestarikan varietas unggul asal Pasaman Barat ini. Saat ini alpukat di Pasaman Barat masih bercampur dari berbagai galur dan bentuk buah masih beragam. Saya harap pengembangan alpukat bisa menghasilkan varietas terbaik," ucap Sri.

Selanjutnya ia menekankan agar Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat serius menggarap potensi ini mulai dari memperkuat penangkar dan menyediakan benih dalam jumlah cukup.

Diharapkan dapat berkoordinasi secara intensif bersama instansi terkait seperti Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Universitas Andalas, Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura (BPTPH) Propinsi Sumatera Barat serta lembaga lainnya.

Saat ini panen sedang berlangsung di areal seluas 45 hekatare di Jorong Girimaju. Puncak panen diperkirakan bulan November.

KEYWORD :

Asian Games 2018 alpukat hortikultura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :