Kamis, 02/05/2024 05:12 WIB

Menteri Amran Bareng PBNU Tanam Perdana Jagung di Lampung

Jika tidak ada Program Upaya Khusus, Indonesia akan impor 4 hingga 5 juta ton.

Kementan

Lampung - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan tanam perdana jagung serentak di seluruh Indonesia seluas 73.051 hektare.

Luas lahan tersebut meliputi Provinsi Lampung, Bengkulu, Kalimantan Timur, Jawa Barat, NTB dan Jawa Timur. Tanam perdana berpusat di Kabupaten Pringsewu, Lampung, Selasa (4/9).

Ketua Bidang Ekonomi PBNU, H Umar Syah mengatakan kerja sama Kementan dengan PBNU dimaksudkan untuk mendorong peningkatan produksi jagung nasional, sehingga swasembada jagung terus terjaga dan petani semakin sejahtera.

Selain itu, menjadi mediasi untuk menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi petani. Misalnya kesulitan modal atau menjaga agar harga tetap terjaga meski saat penen raya.

"Inilah tujuan PBNU berjalan bareng Kementan untuk menyelesaikan ini dengan membangun mitra kerja. BNI dan BRI kami ajak memberikan kredit usaha raykat kepada petani dengan bunga rendah," ujarnya.

"Petani tidak lagi kesulitan modal dan ketika panen Kementan memberikan pengering jagung dan menyediakan pembeli, sehingga tidak perlu khawatir harga jatuh walaupun rendemen rendah," imbuhnya.

Ke depan, lanjut H Umar Syah, kerja sama Kementan dengan PBNU tidak hanya budidaya jagung, tetapi juga pada budidaya padi dan kedelai. Dengan begitu, swasembada padi, jagung dan kedelai bisa diwujudkan.

"Ini penting agar keanehan negara kita yang subur yaitu impor bisa terhapuskan. Indonesia tidak lagi sedikit-sedikit impor. Kita harus kita hentikan," tegasnya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Amran menjelaskan, tanam perdana jagung ini merupakan realisasi dari kerja sama Kementan dengan PBNU di 2018 yang totalnya 100 ribu hektare.

Kerja sama dimaksudkan untuk terus mendorong peningkatan produksi jagung nasional, sehingga ekspor jagung terus ditingkatkan dan juga berdampak langsung pada perekonomian umat.

"Hal tersebut sejalan dengan apa yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengentaskan kemiskinan. Kita harus menyanyangi rakyat," jelas Amran.

Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) I Produksi Tanaman Pangan 2018, produksi jagung 2018 ditargetkan 30,05 juta ton atau naik 7,34 persen dari 2017. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi jagung dengan kontribusinya terhadap produksi nasional mencapai 8,6 persen.

"Target ini optimis bisa dicapai karena luas panen jagung tahun ini mencapai 5,73 juta ha. Khusus di Lampung, luas panen jagung mencapai 486.313 hektare dengan produktivitasnya 5,3 ton per hektare, sehingga total produksi mencapai 2,58 juta ton," ucap Amran.

Amran menekankan dalam empat tahun terakhir, produksi jagung telah meningkat secara signifikan. Lihat saja data BPS, pada 2014 produksi jagung di Indonesia sebesar 19,0 juta ton. Peningkatan produksi mulai terjadi pada 2015 menjadi 19,6 juta ton.

Pada 2016 produksi jagung masih melanjutkan tren peningkatan dengan capaian produksi 23,6 juta ton. Puncaknya, pada 2017 produksi jagung sudah mencapai 28,94 juta ton.

"Produksi ini meningkat 22,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Alhasil, Indonesia tidak mengimpor jagung pada 2017, bahkan telah ekspor ke berbagai negara. Tak hanya jagung, ekspor komoditas pertanian 2017 naik 24 persen," terang Amran.

Padahal pada 2015, dikatakan Amran, Indonesia impor jagung 3,5 juta ton, tapi dengan digenjot program jagungisasi, impor 2016 turun 62 persen dan 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak. Di 2018 ini, Indonesia sudah ekspor jagung ratusan ribu ton.

"Jika tidak ada Program Upaya Khusus, Indonesia akan impor 4 hingga 5 juta ton," terang Amran.

Keberhasilan itu juga baru-baru ini diapresiasi Presiden Namibia, Hage Gottfried Geingob. Ia menyebut indonesia telah mampu swasembada pangan dan mengekspor jagung dengan sistem pengairan di area persawahan yang baik tanpa terpengaruh musim.

KEYWORD :

Kementan Andi Amran Sulaiman PBNU jagumg




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :