Rabu, 24/04/2024 07:52 WIB

Kementan Libatkan TNI Awasi Pengairan Sawah

Kementan bentuk tim khusus untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Daerah setempat.

Petani memasukkan air ke area persawahannya menggunakan bantuna pompa (Foto: Ist)

Jakarta - Mengatasi musim kemarau yang diprediksi mengalami puncaknya bulan Agustus dan September 2018 ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan langkah antisipatif untuk tetap menjaga produksi padi nasional.

Selain mendorong penggunaan bibit padi yang cocok untuk lahan kering, Kementan juga menyiapkan pompanisasi di sejumlah daerah untuk pengairan.

Sebagaimana target yang telah ditetapkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Kementan tetap menargetkan pertanaman 1 juta hektare pada Agustus ini. Untuk itu, Kementan juga membentuk tim khusus yang secara langsung terjun ke lapangan membantu petani yang membutuhkan pengairan.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP), Kementan, Pending Dadih Permana, mengungkapkan tim khusus ini telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan pemetaan dan mitigasi terhadap daerah sentra produksi pertanian.

"Kami turunkan tim khusus untuk berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Daerah setempat dalam memetakan permasalahan, negosiasi penggelontoran air dari Bendungan, serta terlibat langsung melaksanakan pengawalan gilir giring sesuai jadwal yang telah disepakati," ujar Pending pada keterangan pers yang diterima Redaksi, Selas (20/8).

Pending menetapkan, pemberian air irigasi difokuskan dan diprioritaskan terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi akan mengalami gagal panen. Penerapan jadwal gilir giring atau membagi jadwal pengairan yang sudah disusun di tingkat daerah akan diawasi secara ketat. Hal ini dilakukan agar lahan pertanian yang rawan kekeringan mendapatkan pasokan air yang cukup.

Selain itu, melibatkan TNI dalam pelaksanaan piket petugas pada tiap lokasi `bangunan bagi` pada sistem irigasi, untuk menghindari pengambilan air secara illegal pada saluran bagian hulu.

"Masyarakat dan seluruh aparat juga akan didorong untuk bergotong royong membersihkan sampah-sampah yang terdapat pada saluran irigasi," tambah Pending.

Khusus untuk bantuan pompa air, tahun 2018 ini sudah tersebar bantuan pompa air ukuran kecil sebanyak 3.897 unit, pompa air ukuran sedang sebanyak 4.769 unit, serta pompa ukuran besar sebanyak 1.381 unit.

"Kami meminta daerah untuk dapat menggerakkan bantuan pompa air ke wilayah-wilayah yang masih memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber daya air yang ada," tutur Pending.


KEYWORD :

Kementan Andi Amran Sulaiman TNI kemarau




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :