Sabtu, 20/04/2024 20:11 WIB

Eropa Tetap Jadi Pasar Minyak Sawit Indonesia

Uni Eropa menjelaskan tidak ada larangan ataupun pembatasan impor minyak sawit atau biofuel berbasis minyak sawit.

Kelapa sawit

Jakarta - Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend menegaskan bahwa Uni Eropa merupakan dan akan tetap menjadi pasar paling terbuka untuk minyak sawit Indonesia.

Pernyataan Guerend didasarkan pada hasil pertemuan antara Komisi Eropa, Parlemen Eropa, dan Dewan Uni Eropa mengenai revisi Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (RED II) yang telah dilaksanakan pada 14 Juni lalu.

Sebagai upaya Uni Eropa melawan perubahan iklim, pertemuan tersebut telah menyepakati revisi Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa (RED II) mencakup pengurangan bertahap dari sejumlah kategori biofuel atau bahan bakar nabati tertentu yang turut dihitung untuk memenuhi target penggunaan energi terbarukan yang ambisius yakni sebesar 32 persen pada 2030.

"Biofuel akan dikaji dengan perlakuan yang sama, tanpa melihat sumbernya. Teks RED II tidak akan membedakan atau melarang minyak sawit," kata Dubes Guerend dalam siaran persnya ke redaksi, Sabtu.

Uni Eropa menjelaskan bahwa tidak ada rujukan khusus atau eksplisit untuk minyak sawit dalam Teks RED II. Ini berarti, tidak ada larangan ataupun pembatasan impor minyak sawit atau biofuel berbasis minyak sawit.

Ketentuan yang relevan dalam RED II hanya bertujuan mengatur sejauh mana biofuel tertentu dapat dihitung oleh negara-negara anggota Uni Eropa untuk mencapai target energi berkelanjutan mereka.

"Pasar Uni Eropa tetap terbuka untuk impor minyak sawit. Bagi Indonesia, Uni Eropa adalah pasar ekspor minyak sawit terbesar kedua, dan impor Uni Eropa telah meningkat secara signifikan pada 2017 sebesar 28 persen," tutur Guerend.

 

KEYWORD :

Uni Eropa Sawit Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :