Keputusan itu muncul setelah diskusi antara Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand, Pipat Ratchakitprakan dan Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang pada Rabu (15/9).
Permukiman kumuh Khlong Toei, di mana sekitar 100.000 orang tinggal di dalam hunian kecil yang penuh sesak, menjadi perhatian utama saat Thailand memerangi gelombang ketiga pandemi.
Demonstrasi di persimpangan Asoke di pusat Bangkok adalah salah satu pertemuan terbesar tahun ini meskipun ada peringatan dari polisi pada hari sebelumnya bahwa protes dilarang karena pembatasan COVID-19.
Polisi menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di dekat kediaman Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang menunjukkan kemarahan atas buruknya penanganan Covid-19.
Pihak berwenang juga mengerahkan ratusan polisi jelang demonstrasi yang melibatkan konvoi mobil pada Selasa (10/8) di pusat kota Bangkok.
Ratusan petugas polisi dengan perlengkapan anti huru hara menutup jalan dekat Monumen Kemenangan di ibu kota Bangkok, dengan kontainer dan menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet, untuk menghentikan pawai menuju Gedung Pemerintah, kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Pihak berwenang telah mendesak orang-orang di dalam dan sekitar Bangkok, pusat wabah, untuk bekerja dari rumah dan telah mendirikan 145 pos pemeriksaan di 10 provinsi berisiko tinggi, termasuk 88 di ibu kota, untuk mencoba mengekang perjalanan regional yang tidak penting
lebih dari 30 warga sipil dan polisi terluka dalam protes anti-pemerintah di Thailand. Demikian laporan Pusat Medis Erawan pada Minggu (21/3), setelah polisi membubarkan demonstran menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru karet pada malam sebelumnya.
Pandemi telah menjungkirbalikkan bisnis transportasi Thailand, membuat banyak pengemudi dan pemilik berjuang untuk memenuhi kebutuhan
Palarangan akses masuk penerbangan komersial ke Thailand sedianya akan berakhir 30 April 2020, namun kini diperpanjang di tengah upaya negara itu memerangi COVID-19