Sebagaimana yang terjadi di Golkar dan PDIP, perlawanan sejumlah kader untuk tidak mendukung Ahok-Djarot juga terjadi di Hanura.
Etika komunikasi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang arogan dengan melontarkan kata-kata kasar membuat warga DKI Jakarta semakin tidak simpati.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) membongkar sejumlah dugaan kasus yang disebut-sebut menyeret calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Sekretariat Bersama Rakyat (SekBer) mendirikan 203 posko untuk tim pemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pucuk pimpinan tim pemenangan Ahok-Djarot yang sebelumnya diduduki kader Golkar Nusron Wahid, telah digantikan politisi PDIP.
Kasus korupsi yang diduga melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih mengkrak di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jika benar PDIP sebagai partai yang ideologis, maka tidak mungkin mengusung Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Cawagub DKI Jakarta Sandiaga Uno menantang politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu untuk buka-bukaan terkait sejumlah kasus yang menyeret namanya.
Politikus PDI Perjuanan Prasetio Edi Marsudi resmi menjadi ketua tim pemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta.
Mantan Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) DKI Jakarta Boy Sadikin tidak terima kemepimpinan ayahnya Ali Sadikin disamakan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.