IRGC menangkap kapal tanker Inggris di dekat Selat Hormuz pada 19 Juli 2019, setelah mencoba melarikan diri usai tabarakan dengan kapal nelayan Iran.
Penolakan Inggris atas pertukaran kapal tanker dengan Iran bertentangan dengan posisi yang mengakomodasi terhadap Teheran di Paris, Berlin dan markas besar Uni Eropa di Brussels.
Pasukan Garda Revolusi Iran, kembali menyita kapal tanker minyak yang menyelundupkan 700.000 liter bahan bakal di Teluk Persia.
Kapal asing menerima bahan bakar dari kapal lain dan mentransfernya ke negara-negara Arab di Teluk Persia.
Dua pejabat pelabuhan Irak mengatakan informasi awal yang diperoleh menunjukkan, kapal kecil yang disita itu milik perusahaan pelayaran swasta yang dimiliki seorang pedagang swasta Irak.
Tentara Palestina konon dipersenjatai dengan senapan serbu, rudal anti-tank, dan granat tangan, yang salah satunya dilemparkan ke pasukan Israel, menurut keterangan militer di Twitter.
Inggris tertarik untuk melepaskan tanker minyak Iran Grace 1 setelah pertukaran beberapa dokumen.
Ketua Menteri Gibraltar Fabian Picardo tidak akan mengajukan permohonan untuk memperpanjang perintah untuk menahan Grace 1.
AS mengajukan permohonan untuk merebut kapal tanker milik Iran, Grace 1, di Gibraltar yang ditahan oleh pasukan Angkatan Laut Inggris.
Gibraltar baru mengakui bahwa AS mengajukan permohonan menahan Grace 1 setelah media Inggris melaporkan rencana pembebasan kapal tersebut.