Akun palsu tersebut dibuat dengan tujuan melakukan pembelaan terhadap Saudi dan menjatuhkan nama baik Khashoggi.
Klaim Arab Saudi bahwa Khashoggi telah mati dalam sebuah perkelahian, bukannya sengaja dibunuh adalah pengakuan pertama Riyadh atas kematiannya setelah dua minggu penyangkalan bahwa ia terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Delapan belas hari yang lalu, wartawan dan kolumnis Saudi untuk The Washington Post dibunuh dengan cara pertumpahan darah yang brutal.
Tim gabungan Turki-Saudi menyelesaikan penyelidikan atas kasus ini pada hari Kamis setelah mencari kediaman konsul jenderal serta Konsulat Saudi di Istanbul.
Azoulay juga mengingatkan adanya Hari Internasional untuk Mengakhiri Impunitas untuk Kejahatan Terhadap Jurnalis yang akan ditanda tangani UNESCO pada 2 November mendatang.
Surat kabar New York Times menyebut Jamal Khashoggi adalah salah satu sasaran pemerintah Saudi
Anggota Komite Layanan Bersenjata DPR dan mantan prajurit Marinir AS ini, mengatakan negaranya harus menuntut sekutu-sekutunya untuk menghormati hak asasi manusia.
Menurut Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland dalam sebuah pernyataan, klaim Saudi soal kematian Khashoggi terkesan kurang konsisten.
Pembunuhan terhadap wartawan Saudi di Konsulat Istanbul melanggar Konvensi Vienna 1963 tentang Hubungan Konsuler.
"Mengapa 15 orang datang dan 18 orang ditahan. Hal-hal ini harus diberitahukan secara rinci," kata Erdogan.