Jumlah anggota KWT Dukuh Mandiri yang dibina pada kegiatan pemanfaatan pekarangan ini 30 orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan meningkatkan pendapatan.
Melalui penguasaan teknologi pengolahan sampah organik perkotaan menjadi 4F diharapkan dapat memberikan nilai tambah produk dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kelompok tani ini merasakan manfaat nyata dari budidaya hortikultura secara organik.
Kecenderungan penggunaan pupuk kimiawi yang semakin meningkat menjadikan lahan menjadi tandus kurang subur dikarenakan tanah tidak memiliki lagi cacing, mikroba.
Produk-produk potensial yang dapat dipenuhi Indonesia antara lain adalah kopi, coklat, lada, vanili, kayu manis dan rempah-rempah lainnya.
Pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos bisa diperkaya dengan mikrob seperti Trichoderma (dekomposer), mikrob penghasil antipatogen, mikrob pelarut P, dan bakteri penambat N.
Panen raya tersebut unik karena lahan padi awalnya merupakan bekas kebun singkong dan tebu yang sudah tidak produktif.
Sistem hidroganik merupakan metode budidaya yang memadukan sistem hidroponik dan tanpa bahan kimia (organik)
Walad juga berinovasi untuk menambah nilai pemberdayaan dengan membuat pupuk kompos organik dengan memanfaatkan kotoran dari hewan ternak mustahik.
Salah satu senjata yang bisa digunakan petani untuk menjadi nilai tawarnya adalah sertifikasi organik.