Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal menyelidiki adanya dugaan aliran uang hasil suap PLTU Riau-1 ke Munaslub Partai Golkar.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membantah terkait adanya aliran dana suap PLTU Riau-1 sebesar Rp 2 miliar untuk pembiayaan Munaslub Partai Golkar.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) membenarkan adanya aliran dana hasil suap PLTU Riau-1 ke Munaslub Partai Golkar.
Eni Saragih mengaku, telah menyampaikan semua bukti dugaan aliran dana ke Partai Golkar dari kasus suap PLTU Riau. Dimana, uang tersebut diduga untuk pemenangan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Munaslub 2017 silam.
Tersangka suap PLTU Riau-1, Eni Maulani Saragih (EMS) mengaku mendapat arahan langsung dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelum pelaksanaan Munaslub Golkar.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (Setnov) menyebut Eni Maulani Saragih mengantongi bukti adanya aliran dana ke Munaslub Partai Golkar dari kasus suap PLTU Riau-1.
Idrus Marham turut melobi Johanes untuk meminta uang guna keperluan Munaslub Partai Golkar. Saat itu, Idrus menjabat sebagai Plt Ketua Umum Partai Golkar setelah Setya Novanto terjerat kasus korupsi e-KTP.
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengantongi bukti aliran suap PLTU Riau-1 ke Partai Golkar. Hal itu terkait uang suap PLTU Riau sebesar Rp2 miliar untuk keperluan Munaslub Golkar.
Bos Blackgold Natural Resources, Johannes Budisutrisno Kotjo selaku terdakwa kasus suap PLTU Riau-1 mengaku memberikan sumbangan kepada Munaslub Partai Golkar.
Bos Blackgold Natural Resources Limited, Johannes B Kotjo menyebut uang senilai Rp4,75 miliar yang diberikan kepada Eni Maulani Saragih untuk kepentingan Munaslub Partai Golkar dan Pilkada Temanggung 2018.