Menurutnya larangan yang diberlakukan sejak 1980-an itu hanya sisa-sisa paham liberalis dari masa lalu.
Pada kampanyenya, Erdogan mengatakan, perubahan itu penting dilakukan demi mengatasi tantangan keamanan yang dihadapi Turki dan menghindari koalisi pemerintahan yang rapuh
Suara pendukung perubahan konstitusi Turki menang tipis 51,7 persen dari sekitar 95 persen suara yang sudah masuk, lapor kantor berita Anadolu.
Jumlah suara yang mendukung kelanjutan Erdogan yang masih berproses sebanyak 51,32 persen dan yang menolak sebanyak 48,68 persen
Kemenangan ini juga disebut-sebut sebagai perubahan besar sejak Turki berdiri pada 1923 silam.
Erdogan sudah menyatakan akan memberlakukan Undang-undang (UU) hukuman mati.
Dengan demikian, kemenangan 51,4 persen suara milik Recep Tayyip Erdogan akan membawa perubahan sistem demokrasi di negara tersebut hingga 2029 mendatang.
Tindakan itu, kata Erdogan dapat menciptakan hubungan yang tidak harmonis antara Turki dan AS.
Menyusul perselisihan diplomatik antara Jerman dan Turki, 250 personel militer Jerman ditarik dari Incirlik, Turki.
Majelis Nasional Turki telah menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang membuka pintu bagi Turki menggelar pasukan di pangkalan militernya di Qatar