Yassine sedang memacu mobilnya di jalanan Kota Beirut, sebelum sebuah ledakan dahsyat mengguncang Beirut pada Selasa (4/8) sore.
Terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres menyatakan belasungkawa setelah ledakan mengerikan di Beirut yang katanya juga telah melukai beberapa personil PBB.
Presiden Ameirka Serikat (AS), Donald Trump menduga ledakan itu sebagai serangan.
Pengadilan Lebanon sudah diberitahu enam kali bahwa amonium nitrat yang disimpan di Pelabuhan Beirut berbahaya dan pejabat bea cukai meminta untuk mengekspornya kembali.
Korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang ibukota Lebanon, Beirut pada hari Selasa telah mencapai 100 dan lebih banyak korban berada di bawah puing-puing.
Perdana Menteri Lebanon menyebutkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di Pelabuhan Beirut dan meledak pada (4/8/2020).
Bahan kimia itu juga kerap digunakan oleh para teroris saat beraksi, antara lain Bom Oklahoma 1995, Bom Bali 2020, dan teroris kanan-jauh Norwegia Anders Behring Breivik dalam penembakan dan serangan bom 2011 silam.