Pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengawal kapal tanker minyak yang dikelola Israel di lepas pantai Oman, usai menjadi korban serangan pesawat tanpa awak (drone).
Penyelidikan Inggris menyimpulkan bahwa sangat mungkin bahwa Iran telah menggunakan satu atau lebih drone untuk melakukan serangan melanggar hukum dan tidak berperasaan.
Drone, atau kendaraan udara tak berawak (UAV), dinetralkan oleh jet yang dioperasikan oleh koalisi pimpinan AS Operation Inherent Resolve pada hari Sabtu.
Serangan tersebut dilakukan sehari setelah bom bunuh diri di bandara Kabul, yang menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan.
Serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) pada Minggu (29/8), menghantam salah seorang pembom bunuh diri di sebuah kendaraan, yang bertujuan menyerang bandara Kabul.
Drone Elang Hitam adalah pesawat tanpa awak jenis Medium Altitude Long Endurance.
Pentagon mengatakan, serangan 29 Agustus menargetkan seorang pengebom bunuh diri ISIS yang menjadi ancaman bagi pasukan pimpinan AS di bandara saat mereka menyelesaikan tahap terakhir penarikan mereka dari Afghanistan.
Kelompok Hizbullah Lebanon mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan sebuah pesawat tak berawak Israel yang terbang di atas selatan Lebanon.
Drone diluncurkan dari Bandara Internasional Sanaa, kata TV Al-Ekhbariya, mengutip pernyataan Koalisi Arab yang membela pemerintah sah Yaman.