Jakarta, Jurnas.com - Menunda menikah di saat usia sudah matang demi mengejar karir rupanya bukan pilihan tepat. Jika tidak waspada, mereka yang tidak menikah dibayang-bayangi oleh ancaman kanker payudara.
Demikian disampaikan oleh Kepala Instalasi Deteksi Dini Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, dr. Bob Andinata, SpB(K)Onk pada Rabu (16/6).
Menurut pemaparan dr. Bob, tidak menikah merupakan satu di antara berbagai faktor risiko kanker payudara. Tidak hanya itu, dengan tidak menikah maka secara otomatis tidak memiliki anak dan tidak menyusui. Padahal keduanya juga merupakan faktor risiko kanker payudara.
"Sekarang banyak yang mengejar karir. Ini salah. Penting diluruskan bahwa kalau kesehatan sudah bagus, karir nanti bisa dicapai. Kesehatan harus diutamakan," terang dr. Bob.
"Sementara itu ternyata dari beberapa penelitian, obat paling bagus untuk mencegah kanker payudara ialah ASI (Air Susu Ibu)," sambung dr. Bob.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencegah kanker payudara bagi mereka yang tidak menikah? Deteksi dini! Menurut dr. Bob, skrining dan deteksi dini berguna untuk mengetahui keberadaan kanker payudara di tingkat awal.
Ada beberapa cara skrining dan deteksi dini, yaitu periksa payudara sendiri (Sadari), periksa payudara secara klini (Sadanis), mammografi, dan USG. Namun khusus untuk mammografi, hanya dibolehkan bagi perempuan dengan usia di atas 40 tahun.
"Sadari itu dengan melihat sendiri apakah ada perubahan di kulit, puting, maupun areola dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dan perubahan paling mendasar, apakah ada benjolan di payudara," jelas dr. Bob.
Benjolan saja, lanjut dr. Bob, tidak bisa dijadikan indikator mutlak kanker payudara. Sebab, benjolan sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kista, tumor, dan kanker.
Dijelaskan dr. Bob, kista adalah benjolan yang muncul akibat perubahan hormonal. Umumnya terjadi pada perempuan usia 20-30 tahun dan 45-50 tahun. Pada dua kelompok ini, terjadi perubahan hormonal fluktuatif.
"Tidak ada operasi untuk kista ini. Kadang ukurannya bisa besar, tapi penanganannya cukup dilakukan aspirasi saja, karena keganasannya sangat kecil. Jadi tidak ada operasi," papar dr. Bob.
Adapun tumor jinak biasanya timbul di usia 20 tahun. Tidak diketahui penyebabnya, dan penanganannya harus melalui operasi. Berbeda dengan tumor ganas atau yang dikenal kanker, penanganannya melalui operasi, kemoterapi, radiasi, hingga pemberian terapi hormonal.
()