Rabu, 15/05/2024 02:56 WIB

Terkait Serangan Kapal Tanker Israel, AS Sebut Iran Ancam Kebebasan Navigasi

Sesi khusus Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tentang keamanan maritim diberitahu bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan itu, dan akan dimintai pertanggungjawaban.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan jumpa pers di akhir pertemuan para Menteri Luar Negeri NATO di markas besar Aliansi di Brussels, Belgia, 24 Maret 2021 [Olivier Hoslet / Pool / Anadolu Agency]

New York, Jurnas.com - Tekanan internasional meningkat terhadap Iran pada Senin atas serangan mematikan terhadap sebuah kapal tanker yang dioperasikan Israel di lepas pantai Oman.

Sesi khusus Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) tentang keamanan maritim diberitahu bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan itu, dan akan dimintai pertanggungjawaban.

Kapal tanker tersebut, MT Mercer Street, sedang dalam perjalanan dari Tanzania ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 29 Juli ketika ditargetkan oleh tiga drone buatan Iran yang sarat dengan bahan peledak. Serangan itu menewaskan kapten kapal Rumania dan seorang penjaga keamanan Inggris.

Kapal tersebut berbendera Liberia, dimiliki Jepang, dan dioperasikan oleh Zodiac Maritime, sebuah perusahaan manajemen kapal yang berbasis di London dan dijalankan oleh miliarder raja pelayaran Israel Eyal Ofer.

Serangan itu menyebabkan kemarahan internasional. Iran membantah bertanggung jawab, tetapi sebuah laporan oleh para ahli militer AS menyimpulkan bahwa pesawat tak berawak itu milik Iran.

Penyelidikan Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa Mercer Street tidak berhasil ditargetkan pada 29 Juli oleh dua pesawat tak berawak, yang keduanya dilaporkan oleh kru melalui panggilan darurat.

Serangan pesawat tak berawak ketiga, pada 30 Juli, merusak kapal secara signifikan dan menyebabkan dua kematian. Penyelidikan menemukan drone ketiga dimuat dengan bahan peledak kelas militer, yang menciptakan lubang 2 meter di akomodasi awak kapal.

"Serangan itu adalah bagian dari pola serangan dan perilaku provokatif lainnya Iran yang mengancam kebebasan navigasi, pelayaran internasional dan perdagangan di samping korban jiwa manusia," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken kepada Dewan Keamanan pada Senin (9/8).

"Semua negara kita bertanggung jawab untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab. Gagal melakukannya hanya akan memicu rasa impunitas mereka dan memberanikan orang lain yang cenderung mengabaikan tatanan maritim," sambungnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin menyerukan struktur khusus baru dalam sistem PBB untuk memerangi pembajakan laut, perampokan bersenjata, dan terorisme.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace mengatakan serangan itu adalah pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional oleh Iran yang tidak hanya mengancam keamanan maritim dan kehidupan pelaut.

"Tetapi juga merupakan ancaman terhadap sistem berbasis aturan yang menjadi sandaran dunia untuk keamanan maritimnya di tengah begitu banyak kecemasan yang dibutuhkan komunitas internasional untuk menopang sistem itu," ujarnya. (Arab News)

KEYWORD :

Kapal Tanker Israel Amerika Serikat Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :