Senin, 06/05/2024 21:11 WIB

Balas Dendam, Rusia Usir 10 Diplomat AS

Rusia juga akan memasukkan delapan pejabat AS dalam daftar sanksi, dan mengakhiri aktivitas dana AS dan LSM di Rusia yang diyakini ikut campur dalam urusan dalam negeri negara itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto Reuters)

Moskow, Jurnas.com - Rusia akan mengusir 10 diplomat Amerika Serikat (AS), sebagai pembalasan atas pengusiran diplomat Rusia oleh Washington atas dugaan aktivitas jahat. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Jumat (16/4).

Sebelumnya, AS memberlakukan berbagai sanksi terhadap Rusia, termasuk pembatasan pasar utang sebagai hukuman karena mencampuri pemilihan AS tahun lalu, peretasan dunia maya, penindasan terhadap Ukraina, dan dugaan tindakan jahat lainnya.

Dalam konferensi pers hari ini, Lavrov mengatakan Rusia juga akan memasukkan delapan pejabat AS dalam daftar sanksi, dan mengakhiri aktivitas dana AS dan LSM di Rusia yang diyakini ikut campur dalam urusan dalam negeri negara itu.

Dikutip dari Reuters, Lavrov mengatakan Rusia juga mempertimbangkan kemungkinan tindakan menyakitkan, yang ditujukan pada bisnis AS di Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya menyebut sanksi AS tidak dapat diterima. Namun dia membiarkan pintu dialog tetap terbuka.

Pasca memberlakukan sanksi terhadap Moskow, Presiden AS Joe Biden menyerukan penurunan ketegangan. Dia menyebut pentingnya Gedung Putih dan Kremlin menjaga jalur komunikasi tetap terbuka.

"(Putin) telah berulang kali mengatakan kami siap untuk mengembangkan dialog sebanyak rekan-rekan kami siap untuk melakukannya. Dalam hal ini mungkin positif bahwa pandangan kedua kepala negara itu sama," kata Peskov kepada wartawan sebelum Rusia membuat sanksi balasan.

"Pandangan mereka secara kategoris tidak sesuai dalam hal menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dan mempertimbangkan kepentingan satu sama lain," tambah Peskov.

Kekhawatiran sanksi AS memicu volatilitas di pasar Rusia selama berminggu-minggu dan mendorong rubel turun tajam.

KEYWORD :

Rusia Amerika Serikat Sanksi Balasan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :