Jum'at, 03/05/2024 19:14 WIB

Syaiful Huda: Psikologi Pelajar Terganggu Karena Pembelajaran Jarak Jauh

Komisi X DPR RI mendukung rencana pemerintah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli 2021 mendatang.

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda dalam acara diskusi Empat Pilar MPR RI `Persiapan Dibukanya Sekolah Tatap Muka di Era New Normal` di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (15/3).

Jakarta, Jurnas.com - Komisi X DPR RI mendukung rencana pemerintah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli 2021 mendatang.

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengatakan, PTM merupakan momentum anak-anak atau siswa mendapatkan suasana belajar di sekolahnya lagi. 

“Kalau tidak secepatnya  mereka kembali ke sekolah, saya membayangkan presentasi anak putus sekolah karena enggak mau lagi sekolah karena sudah menikmati dapat duit,  karena bantu kerja orang tuanya. Persentasenya bisa sampai 70 persen, dari anak-anak yang memang  kemampuan keuangan orang tuanya yang lagi kesulitan,  yang sudah beralih profesi itu,” kata dia dalam diskusi Empat Pilar MPR RI `Persiapan Dibukanya Sekolah Tatap Muka di Era New Normal`, di Komplek Parlemen, Senayan, Senin (15/3).

Menurut Syaiful Huda, saat ini para pelajar tengah dalam masalah psikologis. Mereka kebanyakan sudah tidak merasa menjadi siswa atau pelajar lagi. 

“Saya beberapa kali kunjungan di atas nama komisi X dengan teman-teman di komisi X , mengafirmasi ini semuanya, jadi  banyaknya anak yang tidak merasa menjadi pelajar,” jelasnya.

 Di sisi lain, tidak berlangsungnya PTM juga membuat banyak aksi kriminal terjadi di beberapa daerah yang pelakunya kebanyakan adalah para pelajar.

“Salah satu yang berkontribusi terjadinya tawuran di mana-mana,  banyaknya aksi kriminalisasi di beberapa daerah,  itu pelakunya adalah pelajar pelajar kita. Karena apa , karena mereka sudah merasa, ya sudah tidak sekolah hampir setahun setengah,” kata politisi PKB ini.

Huda menambahkan, pembelajaran jarak jauh juga tidak efektif. Sebab, tidak semua siswa mampu dan memiliki telepon genggam (Handphone). Situasi tersebut menyebabkan para siswa jadi belajar secara bergerombol di suatu tempat. 

“Ini juga fakta,  lalu terjadi hubungan yang sifatnya intim,  dengan sesama siswa dan akhirnya terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,  faktanya banyak,  sangat amat banyak terkait dengan ini. Ini perlu ada penanganan serius terkait dengan ini, sampai sejauh itu efek dari setahun setengah kita tidak kembali ke sekolah ini,” terangnya.

Oleh  karena itu, tambah Huda, Komisi X DPR RI mendorong agar para pelajar bisa secepatnya kembali ke sekolah dan kembali belajar normal seperti sedia kala. 

“Bayangan saya,  jangan diukur efektivitasnya. Ini dalam rangka untuk menangani sikis anak saja,  supaya dia kembali dapat suasana dia sebagai pelajar dan dia punya suasana dapat kembali ke sekolah,  jadi bertahap,” terangnya.

“Jadi bayangan saya  seminggu nggak perlu 4 hari,  seminggu kalau bayangannya ini cukup sekali atau dua kali dan jamnya cukup sejam atau dua jam. Sekali lagi semangatnya adalah  mengembalikan psikologi anak,  bahwa dia pelajar. Yang kedua mengembalikan suasana sekolah di dalam hati anak-anak kita,” demikian Syaiful Huda.

KEYWORD :

Warta DPR Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda Pendidikan Pelajar Pembelajaran Tatap Muka




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :