Sabtu, 18/05/2024 15:28 WIB

Tanaman Durian Diklaim Simpan Karbon 43,22 Ton per Hektare

Untuk tanaman durian dengan umur 10 – 20 tahun dan kurang dari 20 tahun memiliki cadangan karbon total sebesar 18,45 ton per hektare dan 3,27 ton per hektare.

Pohon durian. (Fot0: Ist)

Pandeglang, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dan berkolaboarasi dengan Institut Pertanian Bogor melakukan pengukuran stok karbon pada pohon durian.

Lokasi yang dipilih adalah sentra kawasan durian di Desa Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. Kawasan ini merupakan salah satu sentra durian dengan luas lahan lebih dari 100 hektare.

Dosen IPB yang turut serta dalam pengukuran stok karbon, I Putu Santikayasa mengatakan metode pengukuran yang dilakukan kali ini adalah non destruktif (tanpa melukai tanaman). Pengukuran stok karbon perlu dilakukan untuk mengetahui potensi penyerapan karbon di suatu wilayah.

"Untuk tanaman durian ini merupakan komoditas unggulan dalam upaya mitigasi DPI untuk mengurangi emisi karbon. Sehingga kita perlu mengetahui perhitungan stok karbon pada suatu komoditas," jelas I Putu Santikayasa pada Jumat (24/7). 

I Putu Santikayasa menambahkan, ada empat komponen pengukuran stok karbon, yaitu lingkar batang dan tinggi tanaman, seresah di bawah tajuk tanaman, tanaman bawah yang masih hidup dan komponen tanah pada lapisan atas dan tanah pada lapisan bawah itu sendiri.

Dari empat komponen ini dihitung jumlahnya untuk mengetahui total karbon yang disimpan oleh tanaman durian. "Pengambilan sampel dilakukan pada 3 kelompok umur tanaman, yaitu kurang dari 10 tahun, 10 – 20 tahun dan lebih dari 20 Tahun," jelas Putu.

Hasil analisis di Laboratorium IPB menunjukkan, tanaman durian mampu menyimpan karbon sebesar 43,22 ton per hektare untuk tanaman durian yang memiliki umur lebih dari 20 tahun.

Sementara, untuk tanaman durian dengan umur 10 – 20 tahun dan kurang dari 20 tahun memiliki cadangan karbon total sebesar 18,45 ton per hektare dan 3,27 ton per hektare.

Jika dihitung nilai cadangan karbon per pohonnya, durian yang berumur kurang dari 10 tahun memiliki cadangan karbon sebesar 0,16 ton per pohon, kelompok umur 10-20 tahun memiliki cadangan karbon sebesar 0,92 ton per pohon, dan kelompok umur lebih dari 20 tahun memiliki cadangan karbon sebesar 2,16 ton per pohon.

Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, mitigasi DPI dapat dilakukan dengan pengembangan kawasan durian.

"Untuk tanaman durian, kita memiliki tujuh juta lebih pohon yang ada di Indonesia. Jika kita asumsikan setiap pohon dapat menyerap 1,42 ton per tahun, maka stok karbon total pada tanaman durian bisa mencapai 9-10 juta ton per tahun," ujar Prihasto.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf mengatakan manfaat dalam penghitungan stok karbon selain sebagai mitigasi perubahan iklim, juga untuk mendapatkan komponen data stok karbon.

"Kita berharap dalam rencana kedepan, banyak pengamatan di lokasi yang berbeda dan juga varietas yang berbeda pada komoditas yang sama. Varietas durian bermacam-macam, seperti varietas Matahari, Kromo, Ripto, Otong, Montong, Serumbut dan lainnya," ujarnya.

Sri menambahkan kalau data ini menjadi dasar dalam menganalisis dan mengambil kebijakan dalam pengembangan kawasan hortikultura untuk mitigasi Dampak Perubahan Iklim.

Menurut Kasubdit Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Agung Sunusi menjelaskan bahwa pemilihan lokasi pengambilan stok karbon untuk komoditas durian didasarkan pada lokasi sentra yang selama ini menjadi penyangga buah durian nasional.

"Desa Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang sudah dikenal sejak lama sebagai sentra utama," kata dia.

Dalam pengambilan sampel di lapangan, antusias petugas PPL Carita sangat merespon baik kegiatan ini. "Ke depan tentunya diharapkan bisa direplikasi ke lokasi sentra komoditas buah durian lainnya," pungkasnya.

KEYWORD :

Tanaman Durian Karbon Ditjen Hortikultura Prihasot Setyanto I Putu Santikayasa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :