Senin, 29/04/2024 14:18 WIB

Iran: Janji AS Ingin Dialog Hoaks

 Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, mengatakan, musuh-musuh Iran takut konflik karena kekuatan ofensif dan pertahanan negara yang maju.

Bendera kebangsaan Amerika Serikat bersanding dengan bendera kebangsaan Iran (Foto: Tehran Time)

Geneva, Jurnas.com - Sanksi tambahan Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan terhadap Iran menunjukkan ketidakseriusan Washington untuk melakukan dialog dengan Teheran.

Demikian kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi pada Sabtu (8/6).

Sehari sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi pada kelompok holding petrokimia terbesar Iran karena secara tidak langsung mendukung Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).

Awal bulan ini, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bersedia berdiag dengan Iran tanpa syarat.

"Hanya dalam satu minggu, klaim presiden AS yang ingin melakukan dialog dengan Iran sudah terbukti palsu," kata Mousavi dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters.

"Kebijakan tekanan maksimum AS adalah kebijakan yang dikalahkan," tambahnya.

Hubungan AS-Iran memanas Washington mengirim pasukan militer ke Timur Tengah, termasuk kapal induk, pembom B-52 dan rudal Patriot, dalam unjuk kekuatan terhadap ancaman Iran bagi pasukan AS dan kepentingan di wilayah itu.

Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, mengatakan, musuh-musuh Iran takut konflik karena kekuatan ofensif dan pertahanan negara yang maju.

"Mereka takut akan segala jenis perang atau kemungkinan konflik dengan Iran," katanya, menambahkan tawaran pembicaraan AS tanpa prasyarat itu salah.

KEYWORD :

Iran Amerika Serikat Donald Trump Industri Petrokimia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :