Jum'at, 17/05/2024 02:06 WIB

Pentas Bunga Penutup Abad Digelar Kembali

Bunga Penutup Abad merupakan sebuah pementasan teater yang dialihwahanakan dari novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa.

Adegan dalam pentas teater Bunga Penutup Abad (Foto: Titimangsa)

Jakarta - Tingginya minat masyarakat yang menyaksikan pementasan teater Bunga Penutup Abad yang digelar di bulan Agustus 2016 di Jakarta dan di bulan Maret 2017 di Bandung yang mencapai 2.653 penonton, mendorong Titimangsa Foundation didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mempersembahkan pementasan teater Bunga Penutup Abad.

Pementasan yang dikemas berbeda dan lebih menarik ini digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 17 dan 18 November 2018 mendatang sekaligus menjawab tingginya permintaan masyarakat khususnya yang belum mendapatkan kesempatan menyaksikan pementasan sebelumnya.

Sambutan luar biasa penonton pada pementasan Bunga Penutup Abad lalu ini pun kemudian  mendorong Titimangsa Foundation untuk mengangkat sosok Pramoedya Ananta Toer dalam dimensi yang berbeda.

Melalui sebuah pameran arsip yang telah diadakan pada bulan April 2018 lalu bertajuk ‘NamakuPram: Catatan dan Arsip’ yang juga mendulang kesuksesan dengan mampu mendatangkan pengunjung sebanyak 36.000 orang yang hadir dari berbagai usia mulai dari usia senja hingga anak-anak muda milenial yang saat ini nama Pram dan kutipan-kutipan tulisannya menjadi sebuah tren dan kembali hype dikalangan generasi milenial.

Bunga Penutup Abad merupakan sebuah pementasan teater yang dialihwahanakan dari novel Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa yang termasuk dalam seri novel Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer.

Pementasan yang digelar dua hari ini merupakan hasil dari komitmen, kerja keras, serta kesuksesan dari pementasan sebelumnya dan kecintaan seluruh tim pendukung untuk memberi roh pada karya novel dari sastrawan kebanggaan Indonesia.

Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian mengatakan pementasan ulang ini digelar karena tingginya permintaan dari masyarakat yang menunjukkan bahwa karya sastra Indonesia tetap aktual dan dapat diangkat dengan kemasan kekinian sehingga lebih mudah diapresiasi terutama oleh generasi muda.

Karya sastra menggambarkan kehidupan serta mampu menjadi sumber untuk menggali identitas dan sejarah peradaban bangsa. Pementasan ini merupakan hasil kolaborasiyang digali oleh para kreator serta menghadirkan nama-nama yang telah berprestasi di layar lebar, dan keikutsertaan mereka memberikan warna segar untuk menampilkan adaptasi yang berbeda di atas panggung.

"Semoga pementasan teater Bunga Penutup Abad ini mendorong para insan kreatif untuk terus berkarya, menggali potensi, mengembangkan dan melestarikan keindahakn serta keragaman budaya Indonesia,” ujarnya.
 

KEYWORD :

Pentas Teater Bunga Penutup Abad




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :