Jum'at, 17/05/2024 04:02 WIB

Kemendag Diminta Tak Berlebihan Impor Beras

Jika pemerintah masih tetap ingin melakukan impor beras namun belum menyediakan gudang tambahan, dikhawatirkan akan menurunkan kualitas beras karena tidak terserap maksimal.

Rizal Ramli

Jakarta -  Sebanyak 2,4 juta ton beras masih utuh tak tersentuh di Gudang Bulog. Stok itu disebut sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah pun diimbau tidak mengeluarkan kebijakan impor berlebihan.

Demikian kata Ekonom, Rizal Ramli saat menjadi pembicara pada dialektika demokrasi bertema "Polemik Impor Beras" di Media Center DPR, Jakarta, Kamis (20/9) malam.

"Kalau musim kemarau (el nino) memang produksi beras dalam negeri akan menurun 10 persen. Mau tidak mau harus impor 2 hingga 2,5 juta ton. Tahun ini cuaca banyak hujan dan tahun kemarin juga  banyak hujan. Jadi, tidak perlu impor berlebihan," terang Rizal Ramli.

"Tapi Menteri Perdagangan tetap `ngeyel`. Tapi harus disadari bahwa kebijakan itu memang dibeking sama orang-orang di dalam pemerintahan untuk impor terus," sambungnya.

Lebih lanjut, Menko Pererkonomian era Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan, jika pemerintah masih tetap ingin melakukan impor beras namun belum menyediakan gudang tambahan, dikhawatirkan akan menurunkan kualitas beras karena tidak terserap maksimal.

"Nanti buntutnya ini kalau terlalu banyak impor berasnya nggak kepake, akhirnya beras itu setelah dua tahun banyak kutu, dan banyak yang berlobang," terang Mantan Menko Kemaritiman itu.

"Akhirnya beras itu di kasih ke rakyat miskin. Program raskin. Rakyat miskin saja marah dikasih beras kualitas seperti itu," sambungnya.

Di tempat yang sama, Rizal juga menyoroti kinerja Mendag, Enggartiasto Lukita soal kebijakan impor selama yang menuai polemi. Ia mendesak Presiden Joko Widodo agar menggantinya dengan orang yang lebih berkualitas.

KEYWORD :

Rizal Ramli impor beras Enggartiasto Lukita




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :