Minggu, 05/05/2024 15:12 WIB

Megawati: Pancasila Mempersatukan Indonesia

Mega dalam sambutanya mengisahkan Ir. Soekarno menyampaikan sebuah pidato tanpa teks dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 1 Juni 1945.

Megawati Soekarno Putri

Jakarta - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya nilai-nilai dan prinsip Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi, Pancasila sebagai dasar negara mampu mempersatukan Indonesia.

Hal itu dikemukakan Megawati saat peluncuran Prangko Bung Karno di Sidang BPUPK serta Sampul Hari Pertama Peringatan 73 Tahun Lahirnya Pancasila yang dilakukan PT Pos Indonesia (Persero) dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Museum Filateli, Jakarta, Kamis (31/5/2018). Kegiatan ini juga turut dihadiri para anggota dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka serta jajaran Direksi PT Pos Indonesia (Persero).
‎‎
Mega dalam sambutanya mengisahkan Ir. Soekarno menyampaikan sebuah pidato tanpa teks dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 1 Juni 1945. Pidato tersebut merupakan penyampaian pertama kali ajaran, nilai dan prinsip Pancasila sebagai dasar bagi Indonesia merdeka.

Kemudian Pidato itu disebut sebagai `Pidato Lahirnya Pancasila`.  Kemudian, Bung Karno dalam kursus Pancasila yang diadakan di Istana Negara pada tahun 1958 menegaskan lima hal. Yakni Ketuhanan, Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial.

"Saya lantas berkata, kalau ini saya pakai sebagai dasar statis dan Leitstar dinamis, Insya Allah, seluruh rakyat Indonesia bisa menerima, dan di atas dasar meja statis dan Leitstar dinamis itu rakyat Indonesia seluruhnya bisa bersatu padu," ucap Megawati dalam keteranganya kepada wartawan, Kamis (31/5/2018).

Nah, tahun ini tepatnya 1 Juni 2018 adalah 73 tahun lahirnya Pancasila. Jas Merah mempersembahkan perangko peringatan 73 tahun lahirnya Pancasila dan Sampul Peringatan bertajuk `Tjamkan Pantja Sila!`. Koleksi ini terdiri dari 3 foto Bung Karno saat pidato di sidang BPUPK dan tulisan tangan Bung Karno `Tjamkan Pantja Sila!`.

Mega berharap perangko ini menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk tetap memegang teguh ajaran Pancasila. Ditegaskan Mega, bangsa Indonesia harus mempunyai jati diri.‎

"Kita bangsa Indonesia harus mempunyai jati diri. Tidak ada pemikiran tentang SARA, semua satu padu Indonesia," tegas Mega.

Sementara itu, Rieke Diah Pitaloka mengaku dirinya dengan bantuan ANRI dituntun untuk bertemu dengan satu arsip otentik pidato Muhammad Yamin menjelang 73 tahun lahirnya Pancasila.  ‎
Pidato ini disampaikan Muhammad Yamin di depan Rapat Rakyat, yang dihadiri Bung Karno dan para menteri pada perayaan ke-13 lahirnya Pancasila, 5 Juni 1945, di Istana Negara, Jakarta.

"Namun, pada arsip otentik tanggal 5 Juni 1958, Yamin secara eksplisit, di hadapan Rapat Rakyat, mengakui memang Bung Karno yang pertama mengucapkan pidato yang berhubungan langsung dengan ajaran Pancasila," ucap Rieke.

Buku ini, dikatakan Rieke, memuat secara utuh pidato Muhammad Yamin pada tanggal 5 Juni 1958. Menurut Rieke, dirinya sengaja menampilkan arsip otentik Muhammad Yamin, arsip ANRI Nomor.545 agar dapat menjadi bagian dari pengungkapan sejarah bangsa.

"Sejarah adalah jati diri suatu bangsa. Suatu bangsa yang tidak tahu jati dirinya sendiri adalah bangsa yang limbung. Tidak bisa berdiri ajeg karena alas tempat berdirinya pun tidak panceg," ujar dia.

Rieke pun menghaturkan terima kasih kepada komunitas Jas Merah, terutama kepada Megawati Soekarnoputri. Sebab, kata Rieke, Megawati telah membimbing dan memotivasi dirinya dan generasi muda saat ini agar tidak menjadi generasi yang buta dan amnesia sejarah.

"Ada Bung Karno bersama perjuangan kita!," ucap Rieke.

KEYWORD :

Megawati Soekarno Putri Hari Pancasila




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :