Kamis, 09/05/2024 18:56 WIB

Libatkan 1.024 Pesantren, Menpora Pastikan LSN 2017 Lebih Seru

LSN menerapkan peraturan dan mekanisme pengawasan sesuai dengan persyaratan yang beraku secara nasional dan internasional. 

Peluncuran Liga Santri Nusantara 2017

Jakarta - Setelah dua tahun terakhir penyelenggaraan Liga Santri Nusantara (LSN) berjalan sukses, tahun ini LSN 2017 kembali bergulir yang rencananya kick-off akan diselenggarakan pada tanggal 9 Agustus 2017 di Pinrang Sulawesi Selatan. Pada konfrensi pers Kamis (27/7) malam di  Gedung PBNU, Jakarta,  Menpora Imam Nahrawi memastikan tahun ini LSN akan lebih seru dengan melibatkan 1.024 pondok pesantren seluruh Indonesia yang tersebar dalam 32 region dari seluruh Indonesia.      

LSN merupakan kompetisi yang diadakan Kemenpora dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU, sebagai panitia pelaksana. Dengan mengambil tema "Dari Pesantren untuk NKRI",  LSN bakal menggelar setidaknya 990 pertandingan dengan para pemain U-18. Kick-off  sendiri rencananya akan dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Sedangkan seri nasional dan final akan digelar di Bandung, Jawa Barat pada bulan Oktober 2017 yang kemungkinan juga akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. 

"Kami melihat LSN sebagai program yang berpotensi besar untuk mencetak bibit unggul pesepakbola profesional Indonesia. Di gelaran 2015 dan 2016 misalnya, LSN menghasilkan 3 pemain yang sempat dipanggil oleh pelatih Indra Sjafri untuk mengikuti seleksi Timnas U-19. Ini prestasi yang sangat membanggakan dari santri yang telah menunjukkan nilai-nilai sportivitas dan kerjasama untuk mengangkat  semangat persatuan. Tagline Dari Pesantren ini NKRI diharapkan dapat memperkuat rajutan dan keutuhan bangsa, melalui sapakbola," ucap Menpora.

Masih kata Menpora, bahwa LSN ini merupakan sarana untuk mengali potensi-potensi muda pesepakbola tanah air dan ini merupakan satu  kewajiban bagi pemerintah termasuk bagi PSSI untuk menjadikan kompetisi usia dini. Dengan usia dini kita maksimalkan dari seluruh kelompok umur maka semakin banyak lapisan pesepakbola di tanah air. 

"Saya melihat ini tanggungjawab pemerintah untuk menjadikan santri tidak hanya ahli dalam ilmu agama  tapi lebih dari itu, potensi dan cita-cita mereka  betul-betul terwadahi. Karena itu, LSN  menjadi  bagian  penting bagi Kemenpora, agar potensi santri betul-betul bisa bangkit dan bisa terlihat secara penuh dalam tanggung jawab mengibarkan bendera merah putih lewat sepakbola. Ke depan kami sedang menyiapkan rencana pondok pesantren olahraga. Semoga dalam waktu dekat bisa terealisasi," tutur Menpora.

Program ini menjadi cerminan kegiatan Islam damai, progresif dan berwawasan kebangsaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara. "Pesantren sebagai tempat menuntut llmu yang kemudian  berkembang menjadi agen perubahan sosial melalul nilai-nilai keislaman dengan wawasan kebangsaan, yang mendorong proses terbentuknya negara kesatuan republik Indonesia hingga sekarang. Melalui LSN  dan kampanye Ayo Mondok RMI NU diharapkan dapat menjadi platform untuk menggalang nilai kebersamaan dan kerjasama yang merupakan komponen penting bagi keutuhan negara," Said Aqil Siradj menambahkan. 

"Pesantren dan sepakbola menjadi dua simbol pemersatu semenjak  keduanya tumbuh menjadi bagian dari perjalanan bangsa Indonesia. Ada potensi yang besar pada santri dalam olahraga sepakbola ini. Akan tetapi belum ada pembinaan secara terukur dan terarah di kalangan santri. Oleh sebab itu, ajang kompetisi sepakbola LSN dibentuk untuk menjadi wadah yang tepat dalam memfasilitasi lahir dan tumbuh kembangnya bibit pesepakbola profesional yang dapat mengusung nama baik Indonesia di ajang sepakbola nasional dan internasional," kata inisiator LSN Muhaimin Iskandar

LSN menerapkan peraturan dan mekanisme pengawasan sesuai dengan persyaratan yang beraku secara nasional dan internasional. Untuk menjaga profesionalitas pertandingan, LSN dilaksanakan bekerjasama dengan Asosiasi Wasit Perangkat Pertandingan Profesional Indonesia (AWAPPI). "Sepakbola terbukti mampu menjadi sebuah kegiatan yang inklusif dan menembus sekat sekat perbedaan suku, etnis, bahasa, keyakinan, dan simbol-simbol primordial lainnya. Di pesantren hendaknya, sepakbola dengan Kehidupan santri menjadikan olahraga ini sebagai kegiatan unggul," jelas Ketua RMI NU sekaligus Ketua Panitia Pelaksana Liga Santri Nusantara 2017 KH. Abdul Ghofarrozin.

Ikut mendampingi pada acara tersebut yakni Deputi Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Bayu Rahadian, Kepala Biro Humas dan Hukum Amar Ahmad, Staf Khusus Komunikasi dan Kemitraan Anggia Ermarini dan Staf Khusus Pemuda Zainul Munasichin.

KEYWORD :

info pemuda dan olahraga LSN 2017




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :