
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat menyapa warga di depan rumahnya untuk merayakan ulang tahunnya ke-64 (Foto: Jawa Pos)
Jakarta, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik, kali ini bukan karena kebijakan politik, melainkan kondisi kesehatannya.
Dalam sebuah video perayaan ulang tahunnya yang ke-64 pada Sabtu (21/6/2025), terlihat adanya perubahan mencolok pada kulit Presiden, yang memicu spekulasi di kalangan warganet.
Beberapa pengguna media sosial menduga bahwa Jokowi mungkin mengalami penyakit langka bernama Stevens–Johnson Syndrome (SJS), sebuah gangguan kulit serius yang dapat mengancam jiwa. Dugaan ini mencuat lantaran tampilan kulit Presiden tampak berbeda dari biasanya.
Menanggapi isu tersebut, ajudan Presiden, Syarif Muhammad Fitriansyah, memberikan klarifikasi. Ia membenarkan adanya perubahan tampilan pada kulit Jokowi, namun menegaskan bahwa kondisi fisik mantan Gubernur DKI Jakarta itu tetap prima.
"Secara visual memang kulit Bapak terlihat berbeda, tapi secara keseluruhan kondisi fisik beliau sangat sehat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Syarif.
Saat ditanya apakah Jokowi mengidap penyakit autoimun seperti Sindrom Stevens–Johnson, Syarif tidak memberikan keterangan rinci, dan menyatakan bahwa hal tersebut lebih tepat dijelaskan oleh tim medis.
Apa Itu Sindrom Stevens–Johnson?
Sindrom Stevens–Johnson (SJS), atau yang dikenal pula dengan istilah Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) dalam bentuk yang lebih parah, merupakan kondisi darurat medis yang menyerang kulit dan membran mukosa.
Gejalanya umumnya diawali dengan keluhan seperti flu, demam tinggi, nyeri tenggorokan, batuk, dan kelelahan. Selang beberapa hari, ruam kemerahan atau keunguan muncul di kulit, menyebar dengan cepat, dan berkembang menjadi lepuh serta pengelupasan kulit.
Penyebab utama dari SJS adalah reaksi alergi terhadap penggunaan obat-obatan tertentu. Lebih dari 80 persen kasus dikaitkan dengan penggunaan antibiotik (khususnya golongan sulfonamida), obat antikejang (seperti lamotrigin dan fenitoin), obat antiinflamasi non-steroid, allopurinol, serta beberapa jenis antiretroviral.
Mengingat bahaya kondisi ini, diagnosis dan penanganan dini menjadi sangat penting.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari tim medis Presiden mengenai kondisi kulit yang dialami Jokowi. Namun, publik diimbau untuk tidak berspekulasi dan menunggu informasi yang valid dari sumber berwenang.
KEYWORD :Sindrom Stevens–Johnson (SJS) Penyakit Langka Jokowi Kulit