Rabu, 01/05/2024 12:08 WIB

Ahmad Basarah: ldul Fitri, Momentum Instropeksi Elite Politik Urai Kekusutan Bernegara

Ahmad Basarah: ldul Fitri, Momentum Instropeksi Elite Politik Urai Kekusutan Bernegara

Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengatakan, ldul Fitri jadi momentum saling instropeksi dalam mengurai kekusutan bernegara untuk keselamatan bangsa.

"Idul Fitri dengan segenap nilai nilai kesuciannya idealnya kita jadikan momentum bersama untuk saling instropeksi dalam memperbaiki kehidupan kemanusiaan, kemasyakarakatan dan kenegaraan," kata Ahmad Basarah dalam keterangannya, Selasa (9/4/24) di Jakarta.

Ahamd Basarah mengajak semua elemen bangsa terutama Presiden Joko Widodo untuk mengambil hikmah semangat halalbilhalal yang pernah dipraktikkan kali pertama oleh Presiden Soekarno di Istana Negara pada 1948.

Penyelenggaraan halalbihalal tersebut awalnya dilaksanakan atas saran tokoh Nahdlatul Ulama KH Wahab Hasbullah, dengan tujuan meredam konflik di antara elit politik yang sudah mengancam keutuhan bangsa waktu itu.

Ketua DPP PDI Perjuangan itu menjelaskan, momentum halalbihalal waktu itu mampu menyelamatkan keutuhan Negara Republik Indonesia yang baru berusia tiga tahun dari konflik elit politik yang mulai merebak.

"Para tokoh politik yang berseteru saat itu duduk satu meja. Dari situ mereka sadar konflik hanya akan membubarkan republik yang sudah mereka perjuangkan dengan darah dan nyawa. Dari hahalbilhalal itulah mereka saling instropeksi diri dan saling memaafkan demi keselamatan dan kemajuan bangsa di masa depan," ujarnya.

Ahmad Basarah menambahkan, secara harfiah dalam kamus Bahasa Arab ‘Al-Munjid Fil-Lughah wal-A’laam’, kata `halal` berasal dari kata `halla` dalam bahasa Arab dengan tiga kandungan makna, yaitu hallal al-‘uqdata (mengurai benang kusut); halla al-makaan (menempati atau mengendapkan); dan halla as-syai (yakni halalnya sesuatu).

"Dari ketiga makna itu kita dapat menarik kesimpulan makna halalbilhalal berarti bahwa kekusutan, kekeruhan atau kesalahan yang selama ini telah terjadi dapat dihalalkan kembali tentu setelah kita melakukan instrospeksi diri atas kesalahan yang telah kita perbuat dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya kembali," ujarnya.

"Setelah saling maaf-memaafkan, semua kesalahan dianggap melebur, hilang, dan kembali normal seperti sebelumnya," imbuh dia.

Dalam konteks Idul Fitri 1445 Hijriyah tahun ini, Wakil Ketua Lakpesdam PBNU ini berpendapat bahwa memaknai halalbihal dapat dimulai dari seorang Kepala Negara seperti Presiden Joko Widodo.

"Makna kata halalbihalal seperti hallal al-‘uqdata (mengurai benang kusut), hall al makaan (mengendapkan sesuatu atau menempati sebuah tempat) dan halla as-syai (halalnya sesuatu) sangat tepat menggambarkan posisi Presiden Jokowi saat ini," ujarnya.

Ahmad Basarah pun mengucapkan, “Selamat Idul Fitri 1445 Hijriyah, Mohon Maaf Lahir dan Bathin”.

KEYWORD :

Kinerja MPR Ahmad Basarah Halalbihalal Idul Fitri Keselamatan Bangsa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :