Jum'at, 17/05/2024 19:45 WIB

Pupuk Kebudayaan, Kemdikbudristek Ajak Hidupkan Ruang Publik

Kemdikbudristek mengajak masyarakat memanfaatkan ruang publik sebagai titik temu ekosistem kebudayaan.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengajak masyarakat memanfaatkan ruang publik sebagai titik temu ekosistem kebudayaan.

Hal ini disampaikan Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemdikbudristek, Restu Gunawan, usai mengisi talkshow `Perluasan Ruang Publik` pada Jumat (23/2) di BSD, Tangerang, Banten.

"Talkshow ini merupakan bagian dari program platform Indonesiana. Platform Indonesiana memiliki azas gotong royong, partisipatif, penguatan lokal, keragaman, dan ketersambungan," kata Restu kepada awak media.

Hadir sebagai pembicara dalam acara ini Handoko Hendroyono selaku CEO Filosofi Kopi dan M-Bloc Grup, Arif Yudi Jatiwangi dari Art Factory, dan Founder Spedagi Movement Singgih Kartono, serta dipandu oleh Diana Nazir sebagai moderator.

Dialog interaktif terjalin tidak hanya pada peserta yang hadir di lokasi kegiatan, namun juga para peserta yang datang secara online melalui aplikasi Zoom. Para peserta dan pembicara saling bercerita praktik baik dan permasalahan dalam mengelola dan mengaktivasi ruang publik.

Seperti yang diungkap Arif Yudi, dia menceritkan kisah dirinya bersentuhan awal dengan bekas pabrik genteng yang kemudian berhasil disulap menjadi ruang publik yang menjadi titik temu anak muda kreatif di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Hal serupa juga disampaikan Singgih Kartono, melalui Spedagi Movement (Produk Bambu) yang digagasnya telah membuat kesadaran di masyarakat akan pentingnya semangat lokalitas.

Senada dengan pembicara sebelumnya, Handoko Hendroyono CEO Filosofi kopi menyampaikan perlunya kehadiran ruang publik sebagai kawasan pemajuan kebudayaan.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, mengutarakan gagasannya terkait Cipta Kawasan Pemajuan Kebudayaan sebagai upaya optimalisasi kawasan.

"Yakni dengan menjadikan keragaman budaya sebagai instrumen pembangunan serta memantik replikasi pergerakan nasional melalui percakapan, gagasan, praktik baik dan terobosan inspiratif untuk pengembangan kota inklusif dan berkelanjutan di Indonesia," tutup Hilmar.

KEYWORD :

Ruang Publik Kemdikbudristek Hilmar Farid Ditjen Kebudayaan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :