Jum'at, 10/05/2024 01:53 WIB

Setya Novanto Bantah Fraksi Golkar Kawal Anggaran e-KTP

Selama tiga periode menjadi anggota DPR RI, dirinya tak pernah mendengar istilah mengawal anggaran e-KTP di DPR.

Setya Novanto

Jakarta - Setya Novanto mengklaim jika fraksinya tak mengawal pengamanan anggaran proyek e-KTP di DPR. Saat proyek e-KTP bergulir Novanto menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar. Novanto menyebut keterangan pihak-pihak yang menyebut Fraksi Partai Golkar yang mengawal anggaran penggolan e-KTP adalah tidak benar.

"Tidak benar Yang Mulia (Fraksi Partai Golkar yang mengawal anggaran e-KTP)," Ketua DPR RI itu saat bersaksi dalam sidang lanjutan perkara korupsi e-KTP dengan terdakwa Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4/2017).

Selama tiga periode menjadi anggota DPR RI, kata Novanto, dirinya tak pernah mendengar istilah mengawal anggaran e-KTP di DPR. Selain itu, Novanto juga menyebut dirinya tak pernah menginstruksikan kepada anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar atau fraksi partai lainnya untuk mengawal penggolan anggaran e-KTP. "Tidak pernah. Tidak pernah," ujar dia.

Novanto juga mengklaim tak mengetahui kabar adanya bagi-bagi uang pelicin untuk menggolkan anggaran proyek e-KTP. Ia juga membentah kecipratan uang terkait proyek e-KTP. "Tidak benar. Yakin," tutur dia.

Selaku ketua Fraksi Partai Golkar, Novanto mengaku tak mengetahui secara detail tentang anggaran e-KTP. Pasalnya, Novanto memastikan tak pernah ikut membahasnya.  "Tidak tahu," kata Novanto.

Disisi lain, Novanto mengaku mengenal pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong. Ia juga mengaku pernah dua dua kali bertemu dengan Andi Narogong pada tahun 2009.

Menurut dia, Andi Narogong saat pertama bertemu di restoran atau kafe menawarkan atribut partai. Andi Narogong menemui dan memperkenalkan diri kepada Novanto, karena saat itu Novanto menjabat sebagai Bendahara Partai Golkar.

Setelah melakukan pengecekan,  Novanto mengaku menolak tawaran Andi tersebut. Pasalnya, harga atribut partai yang ditawarkan Andi dirasa terlalu mahal. "Setelah dicek, saya tolak karena terlalu mahal," katanya.

Setelah pertemuan pertama, Andi kembali menawarkan atribut partai. Kali kedua itu, Andi menawarkan atribut partai yang bahannya dari Cina. Novanto mengaku juga menolak penawaran kedua itu. "Harganya terlalu mahal dan produk Cina, terlalu mahal maka saya langsung tolak," tandas Novanto.

KEYWORD :

Korupsi E-KTP KPK Korupsi Politik




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :