Minggu, 19/05/2024 01:49 WIB

Cegah Serangan Siber, BKKBN Gabung CSIRT

BKKBN harus mengambil langkah strategis untuk melindungi infrastruktur, jaringan dan aplikasi kritikal BKKBN.

Ilustrasi Keamanan dan Ketahanan Siber

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bergabung Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk melindungi infrastruktur, jaringan dan aplikasi kritikal BKKBN.

"BKKBN harus mengambil langkah strategis untuk melindungi infrastruktur, jaringan dan aplikasi kritikal BKKBN yaitu sistem informasi keluarga (SIGA) yang data-datanya, khususnya hasil Pendataan Keluarga," jelas Plh. Direktur Teknologi Informasi dan Data, BKKBN, Baihaqi Nur dalam keterangan resmi, Sabtu (5/8).

Di level BKKBN, kata Baihaqi, tim ini disebut BKKBN CSIRT. Mereka bertangungjawab menangani insiden siber dalam ruang lingkup sistem teknologi informasi BKKBN.

BKKBN CSIRT baru pertama kali dibentuk secara resmi dan dilauching bersama 17 kementerian/lembaga oleh Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)  pada awal Agustus 2023.

Dalam menjalankan tugas, tim BKKBN CSIRT bekerja sama dan berkolaborasi dengan seluruh CSIRT kementerian dan lembaga pemerintah sebagai CSIRT sektoral. Kesemuanya itu berada di bawah koordinasi BSSN sebagai Nasional CSIRT (Nat CSIRT).

Pembentukan CSIRT dilandasi Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pelindungan Infrastruktur Informasi Vital. Juga Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber.

Pembentukan BKKBN CSIRT sangat strategis bagi lembaga ini, terutama untuk menjaga keamanan sistem teknologi informasi yang cukup vital. Utamanya terkait juga dengan perlindungan terhadap Sistem Informasi Keluarga/SIGA.

"Selain juga untuk menjaga citra serta nama baik BKKBN sebagai salah satu instansi penyedia data untuk penetapan kebijakan nasional," ujar Baihaqi.

Apalagi BKKBN telah mendapat amanat melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Juga Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Sebelum dibentuknya BKKBN CSIRT secara formal, menurut Baihaqi, tim teknologi informasi BKKBN cukup lama berkolaborasi dan bekerjasama secara teknis dengan tim BSSN dalam mengantisipasi serangan siber ke arah sistem teknologi informasi BKKBN.

Guna mengamankan infrastruktuk teknologi informasi BKKBN, semenjak 2019 Direktorat Teknologi Informasi dan Data BKKBN juga telah bekerja sama dengan Direktorat Analisa dan Forensik Deputi Bidang Intelijen Siber, Badan Intelijen Negara (BIN).

"Kerja sama dan kolaborasi lintas kementerian/lembaga kami rasakan sangat strategis dalam pengamanan objek vital teknologi informasi BKKBN dari serangan siber," tutur Baihaqi.

Menjawab bagaimana teknis pelaksanaan CSIRT dalam konteks BKKBN, Baihaqi hanya mengatakan, "Sebagaimana tercantum pada dokumen RFC 2350 (Request For Comments)."

Adapun visi BKKBN-CSIRT, kata Baihaqi, adalah terwujudnya keamanan siber BKKBN yang handal dan profesional. Sementara misinya menjaga keamanan ruang siber, mengkoordinasikan dan mengkolaborasikan layanan keamanan siber BKKBN, dan membangun kapasitas sumber daya keamanan siber BKKBN.

Untuk memperkuat BKKBN CSIRT, Baihaqi berujar, "Kami akan meningkatkan kemampuan SDM tim dengan pelatihan-pelatihan sesuai standar BSSN. Sehingga masing-masing anggota tim tersertifikasi sesuai bidang tugasnya."

Saling dukung dan kerjasama di antara kementerian/lembaga merupakan bagian dari roh CSIRT, ditujukan membantu pengamanan ruang siber nasional. Tim tidak berdiri sendiri sendiri, melainkan selalu berkoordinasi dan berkolaborasi secara kontinyu guna melakukan antisipasi terhadap serangan siber ke sistem teknologi informasi pemerintah.

"Jadi, jika ada serangan siber ke satu intansi/lembaga, maka semua tim CSIRT di bawah koordinasi BSSN akan bekerjasama melakukan antisipasi dan mencegah serangan tersebut," jelas Baihaqi.

KEYWORD :

BKKBN CSIRT Baihaqi Nur Serangan Siber




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :