Jum'at, 17/05/2024 03:42 WIB

Afrika Sebut Senjata Rusia Lebih Baik daripada Negara Barat

Para pemimpin Afrika telah membandingkan kinerja senjata buatan Rusia dan negara-negara Barat yang dipasok ke Ukraina.

Sistem rudal balistik antarbenua Yars RS-24 Rusia selama parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow, Rusia, pada 2016 (File: Grigory Dukor/Reuters)

JAKARTA, Jurnas.com - Duta besar Kementerian Luar Negeri Rusia, Oleg Ozerov mengatakan, para pemimpin Afrika telah membandingkan kinerja senjata buatan Rusia dan negara-negara Barat yang dipasok ke Ukraina.

Sebagai kepala sekretariat Forum Kemitraan Rusia-Afrika, Ozerov adalah orang penting Moskow untuk hubungan dengan negara-negara Afrika. Pada sebuah wawancara dengan Channel One, ia mengatakan, kerja sama militer-teknis antara Moskow dan benua itu meningkat pesat.

"Mereka dengan hati-hati mempelajari pengalaman operasi tempur dan melihat fakta bahwa senjata Rusia jauh lebih unggul dalam kualitas daripada senjata Barat yang banyak digembar-gemborkan," kata Ozerov.

Keunggulan ini, kata Ozerov, telah mendorong minat dalam penjualan senjata.

Perwakilan dari 48 negara Afrika menghadiri KTT Rusia-Afrika kedua kalinya di St. Petersburg minggu lalu, naik dari 43 yang diwakili pada pertemuan perdana di Sochi pada 2019.

Ini termasuk 17 kepala negara, sementara beberapa negara memilih untuk mengirim deputi, menteri, dan duta besar, sebagian karena tekanan sengit dari ibu kota Barat.

Moskow menyebut KTT itu sukses besar, menghasilkan empat deklarasi kunci, dua nota kesepahaman, dan 161 kesepakatan publik antara Rusia dan negara-negara Afrika serta blok-blok regional. Hampir 9.000 delegasi hadir, dan 457 pembicara berpartisipasi dalam total 59 sesi panel.

Senjata juga bukan satu-satunya hal yang diminati para pemimpin Afrika. Para pengunjung banyak berdiskusi tentang isu-isu kemanusiaan dan teknologi, pertanian, dan energi, menurut penyelenggara.

Dalam pidato penutupnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan membantu benua itu memenuhi kebutuhan energinya yang terus meningkat.

Tak lama kemudian, Rosatom mengumumkan telah menandatangani peta jalan dengan Addis Ababa untuk menjajaki kemungkinan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir di Ethiopia.

Konglomerat energi atom Rusia telah membangun pabrik empat reaktor di Mesir, dijadwalkan mulai beroperasi dengan kapasitas penuh 4.800 megawatt pada tahun 2030.

Sumber: Russia Today

KEYWORD :

Oleg Ozerov Perang Rusia Ukraina Keunggulan Senjata Rusia Negara Barat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :