Sabtu, 18/05/2024 14:10 WIB

Adian Napitupulu: Jangan Pilih Presiden yang Sebut Indonesia Bubar 2030

Apakah kita mau melihat Indonesia, bertahan 100 tahun, 200 tahun, 300 tahun sampai 1.000 tahun lagi? Jangan pernah memilih pemimpin yang pernah mengutip mengatakan Indonesia bisa bubar 2030. Jangan.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu. (Foto: Dok. Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Masyarakat diajak untuk tidak memilih sosok calon pemimpin di Pilpres 2024 yang pernah menyebut Indonesia berpotensi bubar pada 2030 mendatang.

Ajakan tersebut disampaikan Wakil Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024, Adian Napitupulu  di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta, Minggu (30/7).

Kendati begitu, dia tak menyebut siapa sosok pemimpin yang dimaksud.

"Apakah kita mau melihat Indonesia, bertahan 100 tahun, 200 tahun, 300 tahun sampai 1.000 tahun lagi? Jangan pernah memilih pemimpin yang pernah mengutip mengatakan Indonesia bisa bubar 2030. Jangan," kata Adian.

Anggota Komisi VII DPR RI ini menegaskan, sejauh ini baru Ganjar, sosok bakal calon presiden (bacapres) yang memenuhi kriteria tanpa korupsi, tanpa kekerasan, bukan pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan tidak berlaku diskriminatif.

"Saya mau Indonesia tanpa kekerasan. Saya mau Indonesia tanpa korupsi. Saya mau Indonesia tidak melanggar HAM. Saya mau Indonesia tidak berlaku diskriminatif. Satu per satu kita tuliskan lalu kita pilih siapa presiden yang memenuhi kriteria itu," ujarnya.

"Sampai hari ini saya baru ketemu satu nama, namanya Ganjar Pranowo. Baru itu. Jadi kalau orang katakan, `Adian kenapa kamu pilih Ganjar Pranowo`. Karena dia memenuhi seluruh mimpi-mimpi saya tentang Indonesia," imbuh Sekjen Pena 98 ini.

Adian mengaku tak main-main ketika memutuskan mendukung Ganjar dalam Pilpres 2024. Selain sebagai kader PDI-P, Adian mengaku telah mempelajari satu per satu figur bacapres yang ada saat ini.

"Enggak rumit-rumit, enggak sulit-sulit. Kalau kemudian ada yang katakan pada saya kenapa saya pilih Ganjar? Saya periksa satu per satu rekam jejaknya," ujar Politikus PDIP ini.

Dia berpesan, dalam politik, setiap capres akan mengumbar janji pada saat kampanye untuk menarik minat masyarakat mendukungnya. Namun, kata dia, cara menguji janji itu adalah dengan melihat rekam jejaknya.

"Seperti itu lah politisi-politisi ketika mau mengejar kursi menebar janji, dari yang paling masuk akal hingga yang tidak masuk akal. Lalu kita baru menguji janji yang keluar dari setiap politisi ini. Gimana cara mengujinya? Gampang, periksa rekam jejaknya masing-masing," tandasnya.

Sebelumnya, video Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyampaikan kajian soal potensi Indonesia bubar pada 2030, sempat viral di dunia maya pada 2018 atau menjelang Pemilu 2019.

Potongan video itu bahkan diunggah di akun Facebook dan Twitter resmi Gerindra. Diketahui, pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam kegiatan konferensi dan temu kader nasional Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat pada Oktober 2017.

"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi, di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo dalam video tersebut.

 

 

KEYWORD :

Warta DPR Adian Napitupulu capres PDIP Ganjar Pranowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :