Ibadah haji di Masjidil Haram Kota Mekah (Foto: Jurnas/Ira)
Jakarta, Jurnas.com - Perbedaan cuaca, suhu, dan iklim antara Indonesia dan Arab Saudi menjadi salah satu tantangan pelaksanaan ibadah haji. Oleh karena itu, pemerintah menyarankan jemaah haji Indonesia menghindari waktu-waktu khusus saat melakukan umrah wajib.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Subhan Cholid mengimbau jemaah menghindari terik siang hari dan momen dengan tingkat kepadatan tinggi di Masjidil Haram, utamanya bersamaan dengan waktu salat berjamaah.
"Cuaca di Mekah sangat panas. Jemaah yang tiba di Mekah siang hari, sebaiknya tidak memaksakan diri langsung umrah wajib. Istirahat terlebih dahulu di hotel," terang Subhan di Mekah, pada Senin (12/6).
"Jemaah juga diimbau agar pelaksanan umrah wajib tidak bersamaan dengan waktu salat, karena Masjidil Haram sangat padat," imbuh dia.
"Pada rentang waktu-waktu salat, kondisi terminal sangat padat oleh jemaah yang datang untuk salat berjamaah di Masjidil Haram dan pulang dari Masjidil Haram setelah berjamaah."
Menurut Subhan, jemaah yang tiba di Mekah pada siang dan sore hari, bisa mengambil waktu umrah wajib pada malam hari, setelah sebagian besar jemaah yang salat isya berjamaah sudah pulang dari Masjidil Haram. Kisaran waktunya pada jam 11 malam.
"Jadi jemaah bisa istirahat dulu ketika siang atau sore sampai hotel di Mekah. Malam harinya, setelah bubaran salat Isya, jemaah bisa ke Masjidil Haram untuk umrah wajib," sebut Subhan.
Bagi jemaah yang tiba di Mekah tengah malam atau dini hari, Subhan mengimbau untuk tetap beristirahat terlebih dahulu sejenak. Umrah wajib bisa dilaksanakan setelah sebagian besar jemaah subuh pulang dari Masjidil Haram.
"Kisaran waktunya sekitar jam 6 pagi. Cuacanya belum terlalu panas dan Masjidil Haram sudah tidak padat banget oleh pergerakan jemaah subuh yang akan pulang ke hotel," tutup dia.
KEYWORD :Waktu Khusus Ibadah Haji Mekah Kemenag
