Minggu, 28/04/2024 17:11 WIB

Presiden Rusia Sebut Elit Globalis Provokasi Konflik Berdarah dan Kudeta

Pemimpin Rusia menuduh kekuatan Barat mencoba membangun sistem perampokan, kekerasan, dan penindasan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato pada parade militer Hari Kemenangan, yang menandai peringatan 78 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II, di Moskow. (Sputnik / Gavriil Grigorov

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan, elit Barat telah melupakan konsekuensi dari "ambisi gila" Nazi. Hal itu dia sampaikan dalam pidato Parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah di Moskow.

"Rusia percaya bahwa ideologi superioritas apa pun pada dasarnya menjijikkan, kriminal, dan mematikan," kata Putin seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (9/5).

"Elit globalis terus bersikeras pada keistimewaan mereka; mereka mengadu orang satu sama lain, memecah belah masyarakat, memprovokasi konflik berdarah dan kudeta, menabur kebencian, Russophobia dan nasionalisme agresif, menghancurkan nilai-nilai keluarga tradisional yang menjadikan manusia sebagai manusia," sambung dia.

Menurut pemimpin Rusia, semua ini dilakukan oleh AS dan sekutunya untuk lebih mendikte keinginan mereka, hak mereka dan aturan mereka dan menerapkan apa yang pada dasarnya adalah sistem perampokan, kekerasan dan penindasan di panggung internasional.

"Tampaknya mereka telah melupakan apa yang menyebabkan ambisi gila Nazi. Mereka lupa siapa yang mengalahkan kejahatan total yang mengerikan ini," tegas dia.

Mengacu pada konflik di Ukraina, Putin mengatakan bahwa perang nyata telah dilancarkan melawan Tanah Air. "Tapi, kami menentang terorisme internasional. Kami juga akan membela penduduk Donbass dan menjamin keamanan kami," kata dia.

"Tujuan Barat adalah untuk mencapai disintegrasi dan kehancuran negara kita, meniadakan hasil Perang Dunia II, benar-benar menghancurkan sistem keamanan global dan hukum internasional, dan mencekik setiap pusat pembangunan yang berdaulat," tegas dia.

Dia mengatakan, AS dan sekutunya harus disalahkan atas pecahnya konflik di Ukraina. "Ambisi yang luar biasa, arogansi, dan sikap permisif pasti mengarah pada tragedi. Inilah penyebab malapetaka yang kini dialami rakyat Ukraina," jelas dia.

Ukraina menjadi "sandera" kudeta yang terjadi di negara itu pada tahun 2014 dan diubah menjadi "alat tawar-menawar" oleh Barat, yang menggunakan negara itu untuk mengimplementasikan "rencana egois yang kejam".

KEYWORD :

Elit Barat Perang Ukraina Rusia Vladimir Putin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :