Minggu, 28/04/2024 14:03 WIB

Berangkatkan CPMI ke Jerman, BP2MI Minta Kemenaker Perbanyak Skema G to G

Berangkatkan CPMI ke Jerman, BP2MI Minta Kemenaker Perbanyak Skema G to G

Kepala BP2MI Benny Rhamdani melepas sembilan calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) skema Government to Government (G to G) Jerman. (Foto BP2MI)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melepas sembilan calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) skema Government to Government (G to G) Jerman. Mereka merupakan tenaga kesehatan yang akan bekerja sebagai perawat di Kota Hamburg, Frankurt, Munich dan Nuremberg.

Pekerja Migran Indonesia (PMI) adalah orang hebat yang berani ambil risiko meninggalkan keluarganya demi mencari nafkah. Hal itu, dikatakan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.

“Mereka ini orang-orang hebat. Berani kerja di luar demi keluarga. Hebatnya lagi gaji mereka dikirim ke Indonesia dan menjadi devisa negara. Tapi jangan lupa orang hebat lainnya yaitu ibu dan bapak yang selalu memohon kepada Tuhan kesuksesan anaknya,” ujarnya saat pelepasan di lounge BP2MI Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/4/2023).

Menurut Benny, BP2MI sudah meminta kepada Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) untuk melakukan perluasan skema G to G. Baca Juga BP2MI Berangkatkan 48.000 Calon Pekerja Migran yang Sempat Terancam Gagal. Jerman merupakan negara favorit penempatan karena memiliki Undang-undang pelindungan tenaga kerja asing dan memiliki gaji tertinggi.

“Kita hanya mengusulkan. Tapi kewenangan di Kemnaker. Saat ini skema G to G hanya tiga negara. Sedangkan, P to P sebanyak 75 negara. Justru memberikan keleluasaan kepada perusahaan. Harusnya jika ditempatkan pemerintah itu lebih aman. Kita sedang usulkan 18 negara penempatan G to G," jelasnya.

Benny menjelaskan mengapa BP2MI kerap melakukan glorifikasi terhadap keberangkatan para CPMI. Menurutnya, ini adalah penghormatan kepada duta bangsa yang selama ini diabaikan. Bahkan banyak pejabat yang memandang para PMI sebelah mata dan memandang rendah.

“Bahkan, saat PMI tiba di bandara jadi objek pemerasan. Disiapkan kendaraan diantar paksa pulang dengan tarif tinggi. Kemudian juga dipaksa menukarkan mata uang asing tak sesuai nilainya. Ini menyedihkan. Lebih parahnya lagi kejahatan ini dibekingi oknum yang beratribut kekuasaan,” kata Benny.

Benny berpesan kepada para CPMI untuk menjaga perilaku di negara penempatan nanti. “Semoga keberangkatan malam ini lancar. Tiba dengan aelamat tampa kendala apa pun dan selama bekerja dapat menunjukan kelakuan baik penuh disliplin dan sopan santun, itulah perilaku yang membanggakan bangsa Indonesia,” ucapnya

Krista,25, CPMI asal solo menyampaikan kegembiraannya saat dinyatakan lulus tes dan berangkat kerja ke Jerman. “Sampai deg-degan saat sebelum pengumuman. Karena Saya dan keluarga sangat berharap. Semoga saya bisa menerapkan ilmu yang saya pelajari dan dapat menolong orang lain.” Kata Krista, yang pernah belajar di Stikes Panti Kosala, Surakarta ini.

 

KEYWORD :

BP2MI CPMI G to G




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :