Minggu, 28/04/2024 15:47 WIB

Alasan Larangan Acara Buka Puasa Bersama Disebut Terlalu Mengada-ngada

Istana sebaiknya merubah narasi larangan kegiatan tersebut meskipun kami meyakini maksud larangan adalah terkait dengan upaya agar pejabat publik memberi contoh hidup sederhana.

Direktur Eksekutif JMM, Syukron Jamal. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com- Jaringan Muslim Madani (JMM) menilai pelarangan kegiatan buka bersama oleh Presiden Jokowi di instansi pemerintah sudah tepat dan tidak dimaknai sebagai bentuk sikap antipati terhadap kegiatan umat islam di Bulan Ramadan.

Direktur eksekutif JMM, Syukron Jamal mengatakan, surat Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 38/Seskab/DKK/03/2023 sudah secara tegas mengatur larangan hanya untuk instansi pemerintah saja, bukan kegiatan buka bersama yang dilakukan masyarakat.

Hanya saja, menurut Syukron, alasan pelarangan karena upaya pengendalian pandemi covid-19 kurang tepat dan terlalu mengada-ngada, sehingga menimbulkan kesan yang membingungkan dan menyesatkan di publik seolah ada diskriminasi padahal acara-acara yang melibatkan massa lebih banyak beberapa kali sudah digelar termasuk di lingkungan pemerintahan sebelum Ramadan.

"Edaran larangan tersebut multitafsir dan mesti lebih dikongkretkan lagi dengan aturan turunan yang jelas dan mudah dipahami utamanya karena alasan pengendalian pandemi covid-19 yang justru kurang tepat," kata Syukron dalam siaran resminya diterima, Jumat (24/3).

Istana sebaiknya merubah narasi larangan kegiatan tersebut meskipun kami meyakini maksud larangan adalah terkait dengan upaya agar pejabat publik memberi contoh hidup sederhana, lebih bijak menggunakan uang rakyat untuk hal-hal yang lebih bermanfaat terlebih di tengah situasi ekonomi global yang kurang baik saat ini.

"Kalau kita lihat juga acara bukber yang dilakukan oleh para pejabat kita selama ini memang lebih banyak hanya seremonial, minim manfaat bahkan dalam beberapa kasus malah jadi sarana gratifikasi terselubung kepada para pejabat," terangnya.

Dengan pertimbangan tersebut, menurut Syukron larangan itu justru bagus perlu didukung sebagai bentuk kebijakan prorakyat dan komitmen presiden dalam akuntabilitas keuangan negara terlebih saat ini di tahun politik menjelang Pemilu 2024.

Pun di sisi lain banyak para pejabat dan keluarganya yang jadi sorotan publik akibat kurang empatik dengan pamer harta dan kemewahan di sosial media.

"Alih-alih banyak pihak yang mengkritik dengan asumsi diskriminasi dan tidak proterhadap kegiatan Ramadan itu terlalu berlebihan, toh larangan itu berlaku bagi pejabat publik dan pemerintah daerah bukan masyarakat secara umum. Banyak hal lain yang bisa dilakukan pejabat publik untuk menyemarakan Ramadan selain hanya mengandalkan acara seremonial saja," imbuh dia.

KEYWORD :

Larangan Acara Buka Puasa Bersama Presiden Joko Widodo Syukron Jamal




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :