Sabtu, 04/05/2024 02:52 WIB

DPR Imbau Masyarakat Waspada Jejak Digital Negatif

Meutya Hafid Sebut Jejak Digital Ibarat Bom Waktu yang Dapat Meledak Kapan Saja

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid

Jakarta, Jurnas.com - Kuatnya literasi digital akan membantu masyarakat dalam membangun rekam jejak digital yang positif, aman, dan produktif.

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, saat ini interaksi masyarakat banyak dilakukan di dunia maya. Karena itu, masyarakat harus cakap dan cermat dalam menggunakan media sosial, jangan sampai meninggalkan jejak digital yang negatif.

"Jejak digital ibarat `bom waktu` yang bisa meledak kapan saja. Bom ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, terlebih apabila pemilik jejak digital mempunyai jejak yang buruk dan dapat merugikan dirinya sendiri," ujar Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid.

Imbauan penting itu disampaikan Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid dalam dalam keynote speakernya pada acara webinar Ngobrol Bareng Legislator bertajuk Literasi Digital: Bijak Berekspresi di Dunia Digital, Kamis (23/2).

Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diikuti 250 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek.

Dalam Webinar itu menghadirkan Meutya Hafid sebagai keynote speaker, serta dia pembicara kunci, yakni Duta Genre Sumut 2020 M Rafi Alfarezi, dan Dosen Nofri Affandi.

"Literasi digital merupakan kunci dan keniscayaan dalam menghadapi perkembangan serta disrupsi teknologi yang semakin masif," jelas Meutya Hafid.

Politisi senior Partai Golkar itu memandang, literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini.

"Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi, namun juga cermat dalam menggunakannya," katanya.

Di tempat yang sama, Duta Genre Sumut 2020, M Rafi Alfarez mengatakan jejak digital merupakan data yang disimpan dan tinggalkan setelah menggunakan internet.

"Jadi setiap kali kita menggunakan internet, kita meninggalkan jejak informasi yang kita kenal sebagai jejak digital," ujarnya.

Rafi menambahkan jejak digital bisa menjadi reputasi seseorang di dunia maya. "Hati-hati juga karena bisa jadi ada orang tidak bertanggung jawab lalu punya niat jahat, menjadikan informasi kita ini untuk hal-hal yang jahat, seperti phising," ungkapnya.

Sementara itu, Dosen Nofri Affandi mengatakan pesatnya perkembangan dunia digital, kemampuan tentang teknologi menjadi salah satu hal utama yang harus ditingkatkan untuk mendukung diri terus bertumbuh dan beradaptasi mengikuti perkembangan zaman.

"Kemampuan literasi digital dalam hal ini memahami serta menggunakannya diperlukan agar individu dapat bersaing di era revolusi industri 4.0," jelasnya.

KEYWORD :

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid Media Sosial dunia digital




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :