Kamis, 16/05/2024 18:55 WIB

Presiden Xi Jinping Komitmen Dukung Iran

Xi menyerukan resolusi yang tepat untuk masalah nuklir Iran saat dia menyatakan

Presiden China, Xi Jinping, juga sekretaris jenderal Partai Komunis China Central Committee dan ketua Komisi Militer Pusat, menghadiri sebuah pertemuan besar dalam rangka memperingati 90 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Aula Besar Rakyat Di Beijing, China, 1 Agustus 2017 ( Foto:Xinhua)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemimpin China, Xi Jinping menyatakan dukungan untuk Iran selama kunjungan Presiden Ebrahim Raisi ke China saat Teheran mencoba memperluas hubungan dengan Beijing dan Moskow untuk mengimbangi sanksi Barat atas pengembangan nuklirnya.

"China mendukung Iran dalam menjaga kedaulatan nasional dan menolak unilateralisme dan intimidasi," kata Xi dalam pernyataan yang disiarkan oleh TV pemerintah China di situs webnya pada hari Selasa.

Komentarnya muncul saat China menjamu Raisi dalam kunjungan kenegaraan pertamanya ke raksasa ekonomi Asia itu dan yang pertama oleh seorang presiden Iran dalam 20 tahun.

Xi menyerukan resolusi yang tepat untuk masalah nuklir Iran saat dia menyatakan "solidaritas" Beijing dengan Iran di tengah ketidakpastian global.

China akan terus "berpartisipasi secara konstruktif" dalam pembicaraan untuk melanjutkan negosiasi penerapan perjanjian nuklir Iran, kata Xi kepada Raisi dalam pembicaraan di Beijing.

Perjanjian nuklir 2015 membatasi program pengayaan uranium Iran untuk mempersulit Teheran mengembangkan senjata nuklir sebagai imbalan pencabutan sanksi internasional. Iran mengatakan sedang mengembangkan energi nuklir lebih lanjut untuk alasan damai.

Tetapi pada tahun 2018, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Donald Trump secara sepihak meninggalkan kesepakatan itu, mengatakan itu tidak cukup untuk mengekang kegiatan nuklir Teheran, dan menerapkan kembali sanksi.

China telah mengkritik Washington karena menarik diri dari kesepakatan itu dan menegaskan AS harus mengambil langkah pertama dalam menghidupkan kembali pakta tersebut.

Pada bulan September, AS memberlakukan sanksi baru terhadap perusahaan yang terlibat dalam ekspor minyak Iran, termasuk lima yang berbasis di China. Washington mengatakan akan terus memberlakukan sanksi terhadap penjualan minyak dan petrokimia Iran selama Teheran terus mempercepat program nuklirnya.

"Dalam menghadapi perubahan kompleks saat ini di dunia, waktu, dan sejarah, China dan Iran telah saling mendukung [dan] bekerja sama dalam solidaritas dan kerja sama," kata Xi, menurut CCTV penyiar negara.

 

Menurut CCTV, kedua belah pihak menandatangani sejumlah dokumen kerja sama bilateral di bidang pertanian, perdagangan, pariwisata, perlindungan lingkungan, kesehatan, penanggulangan bencana, budaya, dan olahraga.

Raisi dan Xi pertama kali bertemu sebagai presiden di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Uzbekistan pada bulan September. China telah mendukung upaya Iran yang sekarang berhasil untuk menjadi anggota penuh organisasi tersebut.

Tahun lalu, Iran dan China juga memulai fase implementasi perjanjian kerja sama 25 tahun di mana China akan menginvestasikan miliaran dolar di sektor perminyakan Iran dengan imbalan pasokan produk minyak dan petrokimia. China sudah menjadi mitra dagang terbesar Iran.

Pakta tersebut awalnya diusulkan oleh Xi pada kunjungannya ke Iran pada tahun 2016.

KEYWORD :

Hubungan China Iran Amerika Serikat Xi Jinping Ebrahim Raisi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :