Sabtu, 18/05/2024 13:37 WIB

OPEC+ Setuju Tetap Berpegang pada Target Produksi Minyak

OPEC+ Setuju Tetap Berpegang pada Target Produksi Minyak.

Logo OPEC (Foto: IRNA)

JAKARTA, Jurnas.com - OPEC+ setuju untuk mempertahankan target produksi minyaknya pada pertemuan pada Minggu karena pasar minyak berjuang menilai dampak dari perlambatan ekonomi China pada permintaan dan pembatasan harga Kelompok Tujuh (G7) pada pasokan minyak Rusia.

Keputusan tersebut diambil dua hari setelah negara-negara G7 menyetujui batasan harga minyak Rusia.

OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, membuat marah Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya pada Oktober ketika setuju untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari (bpd), sekitar 2 persen dari permintaan dunia, dari November hingga akhir 2023.

Washington menuduh kelompok itu dan salah satu pemimpinnya, Arab Saudi, berpihak pada Rusia meskipun ada perang Moskow di Ukraina.

OPEC+ berpendapat telah memangkas produksi karena prospek ekonomi yang lebih lemah. Harga minyak telah menurun sejak Oktober karena pertumbuhan China dan global yang lebih lambat dan suku bunga yang lebih tinggi, mendorong spekulasi pasar bahwa kelompok tersebut dapat memangkas produksi lagi.

Tetapi pada Minggu kelompok produsen minyak memutuskan untuk mempertahankan kebijakan tersebut tidak berubah. Para menteri utamanya akan bertemu pada 1 Februari untuk komite pemantau sementara pertemuan penuh dijadwalkan pada 3-4 Juni.

Pada hari Jumat, negara-negara G7 dan Australia menyetujui batas harga $60 per barel untuk minyak mentah lintas laut Rusia dalam sebuah langkah untuk menghilangkan pendapatan Presiden Vladimir Putin sambil menjaga agar minyak Rusia tetap mengalir ke pasar global.

Moskow mengatakan tidak akan menjual minyaknya di bawah batas dan sedang menganalisis bagaimana menanggapinya.

Banyak analis dan menteri OPEC mengatakan batas harga membingungkan dan mungkin tidak efisien karena Moskow telah menjual sebagian besar minyaknya ke negara-negara seperti China dan India, yang menolak mengutuk perang di Ukraina.

Baik pertemuan OPEC pada hari Sabtu maupun pertemuan OPEC+ pada hari Minggu tidak membahas batasan harga Rusia, kata sumber.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Minggu bahwa Rusia lebih suka memangkas produksi daripada memasok minyak di bawah batas harga dan mengatakan bahwa batas tersebut dapat mempengaruhi produsen lain.

JP Morgan mengatakan pada hari Jumat bahwa OPEC+ dapat meninjau produksi di tahun baru berdasarkan data baru tentang tren permintaan China dan kepatuhan konsumen dengan batasan harga pada produksi minyak mentah Rusia dan aliran tanker.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

OPEC+ Amerika Serikat Arab Saudi Perang Rusia dan Ukraina




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :