Kamis, 16/05/2024 22:42 WIB

Penetapan Hari Santri Sesuai Janji Jokowi di Pilpres 2014

Sejarah Resolusi Jhad oleh KH Asyim Asya’ri beserta para Ulama NU pada 22 Oktober 1945.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Jakarta, Jurnas.com - Penetapan Hari Santri adalah salah satu janji kampanye Presiden Jokowi pada Pilpres 2014.

Penetapan Hari Santri sendiri didasarkan pada fakta sejarah, bagaimana perjuangan para ulama dan santri dalam kemerdekaan Indonesia.

"PDI Perjuangan dengan kesadaran penuh mengucapkan Selamat Memperingati Hari Santri," kata Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).

"Hari Santri mengingatkan peristiwa heroik atas dikeluarkannya Resolusi Jhad oleh KH Asyim Asya’ri beserta para Ulama NU pada tanggal 22 Oktober 1945," lanjutnya.

Hebatnya, jelas Hasto, resolusi itu tidak hanya mengobarkan semangat perlawanan Arek-arek Suroboyo di dalam menghadapi Sekutu yang diboncengi NICA, juga menggelorakan semangat hubbul wathon minal iman yang artinya bahwa cinta tanah air itu adalah sebagian dari iman.

Dituturkan Hasto, Resolusi Jihad itu ikut mendorong Muhammad Ali Jinnah yang dikenal sebagai pemimpin besar dan Bapak Bangsa Pakistan untuk melakukan hal yang sama.

“Muhammad Ali Jinnah lah yang menyerukan agar tentara Sekutu yang beragama Muslim membelot dan mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," ungkap Hasto.

Sejarah mencatat, bagaimana 600 tentara kemudian membelot, dan banyak yang gugur hingga yang selamat tinggal 100 orang.

Kemudian atas jasanya tersebut, Bung Karno memutuskan membela Pakistan ketika berhadapan dengan India dengan mengirimkan angkatan perang Indonesia ke Pakistan.

"Kepeloporan Bung Karno di dalam memerdekakan bangsa-bangsa Asia Afrika, yang sebagian besar diantaranya adalah bangsa-bangsa Islam mendorong pemberian gelar Bung Karno sebagai pendekar dan pahlawan kemerdekaan bangsa-bangsa Islam," ucap Hasto.

Lebih jauh ia mengatalan PDI Perjuangan dengan semangat Jas Merahnya bergerak sejak hulu membangun kesadaran pentingnya penetapan hari Santri itu.

"Adalah Ibu Mega yang saat itu menugaskan Pak Achmad Basarah ke Malang untuk menindaklanjuti gagasan dari KH Thoriq Bin Ziyad, yang pernah menjabat sebagai Ketua Bamusi PDI Perjuangan di Kabupaten Malang," ungkapnya.

Gagasan itu, lanjut Hasto, akhirnya dipadukan bahwa penetapan Hari Santri dan Hari Lahir Pancasila merupakan satu nafas perjuangan guna memperkuat fondamen kebangsaan Indonesia pada sejarah yang benar.

Ketika Hari Santri ditetapkan menjadi janji kampanye Jokowi-JK, munculah penolakan yang dilakukan oleh Parpol tertentu dan berimbas pada pernyataan yang merendahkan martabat Santri.

Dampaknya terjadi gerakan militansi santri di seluruh Indonesia untuk mendukung Pak Jokowi-JK guna melawan berbagai gerakan yang menolak penetapan Hari Santri.

"Alhasil sejarah Pemilu mencatat, bahwa pencanangan Hari Santri selain menggelorakan kembali semangat Hubul Wathon Minal Iman, juga menjadi salah satu momentum yang memastikan kemenangan pada Jokowi-JK dalam Pilpres 2014," ujar Hasto, sambil menegaskan bagaimana perjuangan penetapan Hari Santri dan Hari Lahir Pancasila sebagai wujud persaudaraan sejati antara PDI Perjuangan dan NU, dan NU dengan PDI Perjuangan.

KEYWORD :

Hari Santri Jokowi Bung Karno PDI Perjuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :